Jakarta, FORTUNE – Perusahaan penyedia kredit digital, Kredivo, menyatakan industri teknologi finansial (fintech) akan terus tumbuh dan keamanan data menjadi faktor krusial dalam mendorong pertumbuhan tersebut. Menurutnya, mengutip indeks literasi digital nasional, tingkat literasi digital masyarakat Indonesia masih rendah karena pilar keamanan digital mendapatkan skor terendah, yakni 3,12 dalam rentang 1-5.
"Berbagai oknum lantas terus memanfaatkan kondisi tersebut untuk melancarkan berbagai modus yang berpotensi merugikan pengguna, seperti pencurian dan penyalahgunaan data yang berujung pada pemalsuan transaksi,” kata Chief Data Officer Kredivo, Paramananda Budi Setyawan, dalam keterangan pers, dikutip Jumat (17/2).
Menurutnya, meski penyedia platform fintech telah membangun sistem keamanan data yang kuat, edukasi masyarakat perlu terus ditingkatkan demi menutup celah penyalahgunaan data pribadi yang marak terjadi saat ini.
Indonesia menempati urutan keempat dunia dalam hal jumlah kasus kebocoran data yang pada kuartal ketiga 2022 mencapai 13,26 juta pada kuartal ketiga 2022, menurut data dari Surfshark.
Padahal, prospek industri fintech khususnya layanan beli sekarang bayar nanti (Buy Now Pay Later/BNPL) cukup besar.
Berdasarkan riset, volume barang dagangan kotor (gross merchandise value/GMV) paylater di Indonesia diprediksi meningkat dari US$3,48 miliar pada 2022 menjadi US$7,74 miliar pada 2028.