Sundar Pichai, CEO Google mengatakan bahwa Aplikasi Google Maps akan segera menunjukkan kepada pengguna rute mana yang paling hemat bahan bakar. Rute ini direkomendasikan Google Maps setelah menghitung beberapa faktor, termasuk di dalamnya kepadatan lalu lintas dan kemiringan jalan.
Pengguna Google Maps di Amerika Serikat sudah bisa memanfaatkan fitur ini mulai Rabu (6/10). Ke depannya Google juga akan diluncurkan di Eropa pada 2022. Namun, belum diketahui apakah fitur rute rendah karbon juga akan diboyong Google Maps ke Indonesia.
“Mulai Rabu di AS dan di Eropa pada 2022, Google Maps akan memungkinkan Anda memilih rute dengan emisi karbon rendah,” ucap Pichai, dikutip dari The Guardian, Kamis (7/10).
Rute yang direkomendasikan bertujuan untuk efisiensi bahan bakar, serta mengurangi biaya gas dan polusi knalpot. Jika rute tersebut yang paling hemat bahan bakar juga tercepat, Google Maps akan menggunakan opsi tersebut secara default.
Jika rute hemat bahan bakar lebih lambat, aplikasi akan menunjukkan kepada pengguna pilihan mereka, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang tepat untuk memilih.
Secara teori, hal itu akan membantu pengguna Google Maps individu mengurangi emisi CO2 mereka. Sebuah kendaraan penumpang biasanya melepaskan hanya di bawah lima metrik ton CO2 per tahun. Dan seseorang di AS, yang memiliki salah satu tingkat emisi per kapita tertinggi di dunia, mungkin bertanggung jawab atas sekitar 18 metrik ton per tahun.
Opsi navigasi untuk bersepeda juga ditawarkan di Google Maps, aplikasi akan menampilkan "Navigasi Ringan" dalam beberapa bulan mendatang. Fitur ini memungkinkan pengendara sepeda motor melihat petunjuk dan detail tentang rute mereka tanpa harus meninggalkan layar mereka. Mulai Rabu (6/10) aplikasi akan membagikan informasi tentang skuter dan sepeda terdekat di 300 kota di seluruh dunia, termasuk Berlin, New York, São Paulo, dan Taipei.