Jakarta, FORTUNE – CEO Indodax, Oscar Darmawan, membagikan pandangannya mengenai pemanfaatan blokchain pada perekonomian. Menurutnya, teknologi tersebut menyimpan banyak manfaat, namun masih terdapat sejumlah hambatan.
Oscar berpendapat tantangan utama bagi pelaku indutri yang terjun di industri blockchain adalah soal edukasi dan literasi. Pasalnya, menurut Oscar, masyarakat saat ini bisa jadi lebih familiar dengan aset kripto ketimbang blockchain.
Istilah tersebut memang kerap dianggap sama lantaran berhubungan satu sama lain, kata Oscar. Padahal, baik blokchain maupun aset kripto merupakan dua hal yang berbeda.
“Karena jika masyarakat makin mengenal teknologi blockchain, saya yakin masyarakat akan semakin terbuka terhadap teknologi ini karena melihat sifat serta kelebihannya yang banyak memberikan benefit,” katanya dalam keterangan kepada media, Jumat (20/5).
Dikutip dari berbagai sumber, blockchain dapat dianggap sebagai sebuah basis data terdistribusi yang dibagikan di antara simpul-simpul jaringan komputer. Sebagai basis data, blockchain menyimpan informasi secara elektronik dalam format digital.
Teknologi blockchain memungkinkan informasi digital direkam dan distribusikan, namun tidak bisa diedit atau diubah. Dengan cara ini, blockchain adalah sebuah sistem berupa buku besar berisi catatan transaksi yang tak dapat dihancurkan. Itu sebab blokchain juga dinamai teknologi buku besar terdistribusi (distributed ledger technology).
Sset kripto secara sederhana adalah produk turunan dari blockhain. Kripto merupakan aset asli jejaring blockchain yang dapat diperdagangkan, dimanfaatkan sebagai medium pertukaran, dan dipergunakan untuk menyimpan nilai.
Tren investasi aset kripto, temasuk di Indonesia, belakangan memang booming, menurut Oscar. Namun, bisa jadi masih banyak yang belum mengenal dengan baik blokchain yang mendasari aset tersebut. Di sisi lain, menurut data dari LinkedIn pada 2020, blockchain menduduki puncak daftar hard skill yang paling dibutuhkan sekarang ini.