Jakarta, FORTUNE – Perkembangan teknologi diikuti tingginya kebutuhan konsumen, meningkatkan risiko keamanan dan privasi konsumen. Kejahatan siber pun kerap terjadi, salah satunya melalui pesan singkat di telepon seluler (ponsel).
Infobip, perusahaan yang berfokus pada keamanan siber, mengungkapkan sedikitnya ada lima tantangan operator seluler saat ini terletak pada ekosistem application-to-person (A2P). A2P adalah segala jenis lalu lintas pesan di mana seseorang menerima pesan dari suatu aplikasi dan bukan dari individu lain, dan yang tidak diharapkan menerima balasan.
Meski ekosistem A2P saat ini berkembang dan diperkirakan mencapai valuasi US$29 miliar atau sekitar Rp449,80 triliun (kurs Rp15.510,22 per dolar AS) pada 2024, omset yang hilang akibat penipuan juga meningkat. Hal ini semakin mendorong pentingnya jaminan jalur komunikasi yang aman dan terjaga bagi bisnis yang berada di dalam ekosistem A2P.
Country Manager Infobip Indonesia, Rifa Haryadi, mengatakan meskipun para penipu dapat menggunakan modus yang canggih, hal itu dapat dilawan melalui kerja sama berbagai pihak. “Sistem keamanan hanya sekuat titik terlemahnya, sehingga operator seluler harus konsisten menggunakan teknologi terkini untuk melindungi konsumen dan bisnisnya,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Kamis (7/12).
Oleh sebab itu, konsumen perlu meningkatkan kewaspadaan dan mengetahui tentang jenis-jenis ancaman keamanan siber yang kerap mengganggu pelaku bisnis dan operator seluler. Berikut ulasan beberapa ancaman tersebut.