TECH

Mengenal Smart Contract dalam Aset Kripto: Arti dan Fungsi

Smart contract berjalan pada jaringan blockchain Ethereum.

Mengenal Smart Contract dalam Aset Kripto: Arti dan FungsiIlustrasi Smart Contract. Shutterstock/ZinetroN.
05 December 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Smart Contract merupakan fitur teknologi dalam jaringan blockchain Ethereum. Inovasi tersebut memungkinkan pencatatan transaksi antara dua belah pihak tanpa validasi dari pihak ketiga.

Ethereum merupakan platform perangkat lunak yang berbasis blockchain dengan karakteritsik open source serta terdesentralisasi. Jaringan blockchain tersebut secara perdana meluncur pada 2015 dan memiliki aset kripto dengan nama Ethereum yang kapitalisasi pasarnya terbesar kedua setelah Bitcoin.

Smart contract merupakan salah satu fitur teknologi di dalam Ethereum. Secara sederhana, kontrak ini merupakan bahasa pemrograman yang memungkinkan pengaturan kontrak antara dua pihak secara otomatis dalam sistem blockchain.

Jadi, kontrak pintar adalah sebuah program yang berjalan pada blockchain Ethereum, menurut laman Zipmex. Program tersebut dikembangkan menggunaakan bahasa asli Ethereum yang disebut Solidity.

Sebagai sebuah kontrak, smart contract bersifat deterministik, transparan, otonom, terdistribusi dan abadi. Sifat-sifat ini menjadikannya ideal untuk dipakai sebagai nilai tukar pengganti kepercayaan antar dua pihak yang tidak saling mengenal pada jaringan produk blockchain, termasuk keuangan terdesentralisasi (decentralized finance/DeFi).

Pencipta smart contract

Konsep teknologi blockchain dengan rantai blok terenkripsi. Shutterstock/NicoElNino
Konsep teknologi blockchain dengan rantai blok terenkripsi. Shutterstock/NicoElNino

Menurut Pluang, smart contract pertama kali dikenalkan pada 1994 oleh seorang kriptografer bernama Nick Szabo. Ia memperkenalkan sistem yang memformalisasi dan mengamankan jaringan komputer dengan cara mengombinasikan protokol antarmuka para penggunanya.

Szabo juga memperkenalkan bit gold pada 1998—sepuluh tahun sebelum diluncurkannya Bitcoin. Dia pun menginisiasi ide tentang sistem pembayaran yang menggabungkan produk sekuritas dan pasar derivatif dalam format yang beragam.

Szabo berpikir untuk menggunakan kontrak pintar yang dapat merekam kontrak dalam bentuk kode komputer, dan akan diaktifkan secara otomatis ketika kondisi tertentu terpenuhi.

Tujuan Szabo membuatnya adalah untuk menghilangkan kebutuhan pada pihak ketiga yang tepercaya seperti bank, pengacara, dan lain-lain. Kontrak atau transaksi ini dijalankan sendiri pada jaringan tepercaya yang sepenuhnya dikendalikan komputer.

Szabo menuangkan ide awal pembuatan program tersebut dalam sebuah buku yang berjudul “Smart Contracts: Building Blocks for Digital Free Markets“.

Lulusan Universitas Washington tersebut mengibaratkan smart contract sebagai vending machine. Dalam mesin itu, penggunanya hanya perlu memasukkan sejumlah uang dan memilih minuman yang akan dibelinya. Jika jumlah uangnya telah diterima, maka pengguna akan mendapatkan minuman yang diinginkannya dari vending mechine tersebut.

Szabo bahkan meramalkan kontrak digital akan menggantikan kontrak fisik yang dinilainya boros sumber daya pada masa mendatang. Kini, smart contract yang diinisiasi olehnya bahkan diprediksi akan menjadi “kunci” revolusi jasa keuangan.

Cara kerja smart contract

Enkripsi blockchain untuk mata uang kripto, internet of things, cloud computing. Shutterstock/Immersion Imagery
Enkripsi blockchain untuk mata uang kripto, internet of things, cloud computing. Shutterstock/Immersion Imagery

Related Topics