TECH

Mengenal Strategi Scalping dalam Trading Kripto: Arti dan Tujuan

Trader perlu disiplin melihat pergerakan harga.

Mengenal Strategi Scalping dalam Trading Kripto: Arti dan Tujuanilustrasi trading (unsplash.com/Austin Distel)
23 December 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Investor kripto bisa melirik strategi scalping ketika melakukan trading aset tersebut demi memperoleh keuntungan. Namun, strategi ini mungkin tidak mudah diterapkan karena harus memperhatikan pelbagai indikator.

Scalping merupakan salah satu istilah yang populer dalam dunia trading termasuk aset kripto. Ia merujuk pada strategi trading untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu singkat.

Strategi scalping dilakukan dengan dengan cara melakukan pembelian dan penjualan aset kripto yang selisih harga tidak sedikit, menurut situs web Luno. Dalam praktiknya, scalping membutuhkan kecepatan dalam mengeksekusi pembelian atau penjualan sebuah aset kripto. Sebab, selisih sedikit waktu saja bisa membuat investor mengalami kerugian terlebih jika fokusnya adalah menjual aset.

Laman Indodax menyatakan scalping adalah metode trading aset kripto yang dapat membantu trader untuk mendapatkan keuntungan kecil dalam jangka waktu yang pendek ataupun singkat.

Dalam melakukan metode ini, para trader perlu bertindak cepat tanpa harus menghabiskan banyak waktu untuk mengambil keputusan. Trader biasanya akan beraksi saat terjadi peningkatan minat pada aset tertentu dengan volume tinggi dan likuiditas yang baik

Karenanya, trader akan sangat bergantung pada peristiwa jangka pendek yang mendorong peningkatan minat pada aset karena sejumlah sentimen luar seperti berita.

Cara scalping aset kripto

ilustrasi trading saham gorengan
ilustrasi trading (unsplash.com/Austin Distel)

Strategi scalping bisa dilakukan dengan sejumlah metode, demikian laman Indodax. Berikut penjelasan beberapa metode scalping.

1. Range Trading

Range Trading merupakan metode scalping yang populer diterapkan oleh para trader. Strategi ini melibatkan pergerakan harga antara batas bawah (support) dan batas atas (resistance) pada pergerakan aset kripto.

Dalam praktiknya, trader akan membeli ketika mencapai batas support, dan menjualnya setelah melewati batas resistance.

2. Bid-ask spread

Ini adalah metode yang memanfaatkan selisih antara harga bid dan ask. Di sini, trader dapat memperoleh keuntungan dari selisih di antara keduanya.

Dalam mengimplementasikan strategi scalping, trader perlu memperhatikan sejumlah indikator. Misalnya saja candlestick, yang pada grafik yang menyajikan seluruh informasi perihal harga aset kripto di pasar. Indikator itu akan membantu trader dalam mengatur titik masuk dan keluar yang tepat serta melakukan analisis teknis.

Lalu, exponential moving averages (EMA). Indikator tersebut merupakan bagian dari moving average yang lazimnya dilihat sebagai indikator tren harga yang lebih tepat waktu..

Indikator lain yang bisa ditengok adalah moving average convergence divergence (MACD) yang menunjukkan tren harga suatu aset kripto dengan memperlihatkan hubungan antara dua moving average dari harga aset itu. MACD dihitung dengan menghitung selisih EMA 26 hari dari EMA 12 hari. Lantas, hasil kalkulasi dari kedua EMA itu akan menjadi garis MACD.

Kelebihan dan kekurangan scalping

Ilustrasi Analis, investor, trader menggunakan analitik aplikasi ponsel untuk menganalisis pasar saham. Shutterstock/insta_photos

Related Topics