TECH

Platform Binance Diretas, Begini Dampaknya ke Kinerja Pasar Kripto

Nilai kasus peretasan Binance mencapai US$570 juta.

Platform Binance Diretas, Begini Dampaknya ke Kinerja Pasar KriptoIlustrasi Binance. Shutterstock/askarim
11 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kasus peretasan yang menimpa platform pertukaran aset kripto Binance diyakini akan berdampak terhadap kinerja pasar aset kripto. Kejadian ini bahkan dinilai akan menambah sentimen negatif bagi industri yang tengah bergejolak.

“Peretasan Binance kemungkinan akan memperpanjang apa yang disebut dengan crypto winter,” kata Suneet Muru, analis dari GlobalData, seperti dilansir Verdict, Selasa (11/10). Istilah musim dingin aset kripto ini merujuk kepada penurunan harga dalam periode yang berkepanjangan.

Sebagai bukti, saat artikel ini ditulis kapitalisasi pasar aset kripto pun hanya mencapai US$917 miliar. Padahal, market cap pada awal tahun (year-to-date/ytd) masih sekitar US$2,2 triliun.

Menurut Suneet Muru, fitur jembatan blockchain—juga dikenal sebagai jembatan lintas rantai—tetap menjadi tantangan teknis bagi banyak platform pertukaran aset kripto. Dia menyebut tidak sedikit peretas yang menargetkan fitur tersebut.

“Namun, itu juga bisa berfungsi sebagai panggilan bangun dalam jangka panjang bagi pertukaran untuk mengaudit sendiri kode mereka, memungkinkan kontrak pintar yang lebih aman dan lebih kuat menjadi fondasi untuk pengembangan di masa depan,” katanya.

BNB Chain, platform aset kripto milik Binance, dikabarkan mengalami peretasan, Jumat (7/10), menurut laporan CNN Business. Hacker dilaporkan mencuri dua juta token BNB mencapai US$570 juta.

Melalui akun Twitternya, Binance menyatakan akan menangguhkan jaringan blockchain pada BNB Smart Chain untuk sementara ini. 

“Dana Anda aman. Kami mohon maaf atas ketidaknyamananya,” begitu pernyataan resmi CEO Binance, Changpeng Zao.

Tren peretasan

ilustrasi hacker
ilustrasi hacker (unsplash.com/ Mika Baumeister)

Serangan pada jaringan Binance Smart Chain dianggap menunjukkan kelemahan dalam keuangan terdesentralisasi (decentralized finance) yang pada platform tersebut transaksinya dikendalikan oleh kode, demikian The Business Times.

“Kode perangkat lunak tidak pernah bebas bug,” ujar Zhao, dalam sebuah wawancara. Menurutnya, jembatan lintas rantai memang sangat rentan terhadap peretasan

Fitur jembatan lintas rantai biasanya menyimpan cadangan besar pelbagai koin kripto. Cadangan koin ini menarik perhatian peretas serta menjadi target utama pencurian, menurut Elliptic.

Menurut data dari perusahaan analisis blockchain tersebut, sampai Agustus 2022 aset sekitar US$1,83 miliar telah digasak dari jembatan blockchain. Sejumlah pencurian terbesar tahun ini termasuk kasus US$190 juta yang menimpa jembatasan Nomad, kerugian U$100 juta perusahaan Harmony, dan peretasan jembatan Ronin Axie Infinity senilai U$625 juta.

Menurut Head of Product Vulnerabilty Research Check Point, Oded Vanunu, peretas telah meningkatkan “permainan” mereka pada industri aset kripto ini.

“Kelompok peretas melakukan upaya besar pada tahun lalu untuk meretas titik ini yang menghubungkan jaringan dan mencari kerentanan terutama dalam kontrak pintar dan aset platform seperti jembatan," ujarnya.

Menurutnya, begitu peretas berhasil mengeksploitasi kerentanan pada platform atau ekosistem, mereka memiliki akses langsung dalam konteks jaringan blockchain.

Related Topics