Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi fesyen. (Pixabay/1643606)

Jakarta, FORTUNE – Dapatkan Anda membayangkan memiliki sebuah pakaian mewah, namun tidak ‘benar-benar’ bisa Anda kenakan? Mungkin pertanyaan ini terasa aneh dan tidak lazim, namun nyatanya, perkembangan teknologi sedang membawa peradaban manusia menuju ke sana. Bahkan, sejumlah jenama fesyen dunia, seperti Gucci, Balenciaga, atau Burberry, mulai memproduksi pakaian dan aksesori yang hanya akan hadir secara online.

Bloomberg (9/12) menuliskan sebuah kisah tentang The Dematerialised, sebuah perusahaan rintisan (startup) asal Inggris yang hanya menjual pakaian atau aksesori mewah secara virtual. Barang pertama yang dikeluarkannya, pada 12 Desember 2020, adalah sweater perak yang dijual seharga €121 atau senilai Rp1,96 juta. Sejak penjualan pertama tersebut, semua produk virtual–1.212 perenderan digital–sudah terjual hanya dalam waktu 3 jam saja.

Kisah lain, datang dari Fabricant, rumah couture–rancangan busana berkualitas terbaik–virtual Belanda, di mana pengguna membuat pakaian eksklusif untuk avatar digital mereka di platform sosial, termasuk VRChat, maupun dunia digital 3D yang popularitasnya melonjak selama pandemi. Berkolaborasi dengan Karinna Noobs, Fabricant pernah mencetak penjualan pakaian virtual termahal di tokonya, hingga €9.000 atau Rp145,9 juta.

Transaksi dengan sistem blockchain

The Dematerialised menjual produk dengan model stok yang dipopulerkan oleh streetwear, merilis sepatu, tas, atau barang lain dalam edisi terbatas, biasanya tidak lebih dari 150 unit. Hanya satu merek atau desain produk yang dirancang komputer tersedia pada satu waktu saja.

Pembeli melakukan transaksi dengan dalam model platform NFT, atau token yang tidak dapat dipertukarkan. Kemudian, pembeli akan mendapatkan sertifikat kepemilikan virtual yang berjalan pada teknologi blockchain. Dengan bukti keaslian ini, pemilik dapat memamerkan tas tangan atau gaun di VRChat, tempat puluhan ribu pengguna berinteraksi setiap hari melalui avatar mereka, termasuk memamerkan pakaian mereka.

Kemunculan Metaverse jadi pemicu utama

Editorial Team