Jakarta, FORTUNE – Pernahkah Anda menyaksikan video wawancara Presiden Barack Obama yang menjelek-jelekkan Donald Trump; atau mendengar suara Presiden Joko Widodo menyanyikan lagu Asmaralibrasi dari Soegi Bornean?
Itu semua merupakan sebagian kecil teknologi kecerdasan buatan (AI) yang kita kenal dengan istilah deepfake.
Mengutip Tech Target, deepfake bisa diartikan sebagai kecerdasan buatan yang digunakan untuk menghasilkan gambar, audio, hingga video palsu yang meyakinkan. Kata deepfake menggabungkan dua istilah: deep learning yang berarti pembelajaran mendalam dan fake merujuk pada sesuatu yang palsu. Jadi, deepfake merupakan produk video, gambar, atau audio palsu yang dibuat menggunakan teknologi pembelajaran mendalam dari AI.
Ini bisa membahayakan bila setiap kali diskriminator mengidentifikasi konten sebagai hal yang palsu secara akurat, maka ia dapat menghasilkan informasi yang sangat berharga mengenai perbaikan, yang berguna untuk menentukan deepfake selanjutnya. Dalam pembelajaran yang sudah cukup dalam, kecanggihan deepfake menyebabkan mata biasa sulit membedakan antara realita dan konten yang palsu.