Jakarta, FORTUNE – Meski kurang populer, istilah Hard Fork dan Soft Fork sebaiknya juga menjadi perhatian investor aset kripto. Kedua istilah tersebut mewakili perkembangan jaringan blockchain pada aset kripto tertentu.
Aset kripto termasuk Bitcoin memiliki karakteristik terbuka atau open-source. Dalam arti lain, pengembangan perangkat lunak di dalamnya dijalankan oleh banyak orang secara terbuka di seluruh dunia, dan bukan hanya suatu tim pengembang dalam satu perusahaan saja.
Maka, untuk memperbarui aplikasi terdesentralisasi seperti kripto, developer akan membuat salinan program pada aplikasi tersebut, serta memodifikasi kode di baliknya, Nantinya, program tersebut akan menjadi versi baru yang dapat diunduh oleh pengguna internet.
Meski demikian, pengguna program versi lama dalam kripto masih tersedia untuk diunduh. Dalam praktiknya, pengguna dapat memilih versi program baru atau lama. Percabangan program ini disebut sebagai fork, demikian laman Pintu.
Fork terdiri dari dua tipe, yakni Hard Fork dan Soft Fork. Hard Fork merujuk pada perubahan perangkat lunak yang tidak kompatibel dengan versi lamanya. Sedangkan, soft fork merupakan pembaruan perangkat lunak yang masih kompatibel, serta masih dapat berkomunikasi dengan versi lamanya.