Jakarta, FORTUNE – Jumlah karyawan generasi Z mungkin belum mendominasi perusahaan secara umum, tapi seiring waktu mereka akan meraih dominasinya. Karena itu, penting kiranya bagi perusahaan untuk dapat mengelola mereka dan mengenali karakternya demi mendorong kemajuan bisnis.
Generasi Z lahir pada periode 1996–2009 dan sedari mula telah dilabeli digital native karena memiliki minat besar terhadap teknologi informasi, termasuk pelbagai aplikasi komputer.
"Gen Z juga memilih platform yang lebih bersifat privasi dan tak permanen. Mereka dikenal lebih mandiri serta menempatkan uang dan pekerjaan dalam daftar prioritas," kata Director of Graduate Program Universitas Prasetiya Mulya, Achmad Setyo Hadi, dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (1/12).
Menurutnya, Gen Z cenderung kurang suka berkomunikasi secara verbal, serta berkepribadian egosentris dan individualis. Dalam konteks perusahaan, mereka antusias untuk memegang beberapa posisi pekerjaan sekaligus jika itu dapat melesatkan kariernya.
Sayangnya, Gen Z memendam masalah yang harus diantisipasi para pemimpin perusahaan. Sebagai generasi yang dilahirkan dan dibesarkan di tengah perkembangan pesat media sosial, mereka dibayangi perasaan terisolasi. Itu diperparah dengan situasi pandemi yang membuat mereka semakin merasa kesepian. Belum lagi kekhawatiran yang datang dari badai pemutusan hubungan kerja (PHK) beberapa tahun belakangan, serta dan ancaman resesi dalam tataran global.