Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi startup. Shutterstock/Indypendenz

Jakarta, FORTUNE – Pendanaan perusahaan rintisan aset kripto tercatat masih tumbuh, meskipun industri saat ini tengah lesu. Perusahaan modal ventura (venture capital/VC) masih menggelontorkan dana segar ke startup blockhain dan aset digital dengan kecepatan yang akan melampaui rekor tahun lalu.

Venture capital menggelontorkan US$17,5 miliar atau lebih dari Rp262 triliun dana ke perusahaan rintisan aset kripto pada semester pertama tahun ini. Angka investasi tersebut nyaris mendekati rekor US$26,9 miliar atau Rp403 triliun yang terkumpul sepanjang tahun lalu.

"Saya tidak berpikir kondisi pasar saat ini mengganggu investor," kata Roderik van der Graf, pendiri perusahaan Investasi Hong Kong, Lemniscap, yang berfokus pada aset kripto dan blockchain, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (27/7). "Modal yang tersedia sangat besar."

Perusahaan modal ventura menawarkan pembiayaan kepada perusahaan rintisan yang diyakini memiliki prospek pertumbuhan kuat. Guyuran dana segar yang masih berlangsung menunjukkan optimisme pada masa depan teknologi aset kripto dan blockchain, meskipun enam bulan belakangan industri diliputi masalah.

Padahal, pada saat bersamaan sejumlah platform aset digital juga tengah dalam kondisi sulit. Platform pertukaran aset kripto, Coinbase, telah memberhentikan ratusan pekerjanya. Platform NFT, OpenSea, juga telah melancarkan PHK terhadap sejumlah pegawainya.

Aliran dana masih terlihat deras

Ilustrasi pertemuan bisnis tentang keputusan investasi untuk bitcoin. Shutterstock/Morrowind

Perusahaan modal ventura juga dinilai mengabaikan prospek suram pada industri aset digital karena memiliki keyakinan terhadap teknologi yang mendasari aset kripto yang tetap kuat.

Amerika Utara—yang telah lama menjadi target untuk transaksi investasi—kembali beroleh fokus dari perusahaan modal ventura. Pendanaan di wilayah ini pada enam bulan pertama 2022 mencapai US$11,4 miliar atau Rp170 triliun, ketimbang US$15,6 miliar tahun lalu.

Angka tersebut kontras dengan aktivitas modal ventura secara keseluruhan di Amerika Serikat, yang transaksi semester pertamanya tahun ini turun menjadi $144,2 miliar atau Rp2.161 triliun dari $158,2 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kondisi di AS ini terjadi karena masalah ekonomi makro dan gejolak pasar yang menghambat investasi.

Rumi Morales, direktur investasi di Digital Currency Group, investor kripto utama AS, mengatakan data tersebut mencerminkan kepercayaan yang semakin kuat di sektor kripto dan blockchain.

"Dulu ada risiko eksistensial bahwa seluruh industri akan hilang begitu saja, itu semua hanya mimpi. Itu tidak terjadi lagi,” katanya.

Aktivitas pendanaan startup aset kripto di Eropa juga kuat. Transaksi di wilayah tersebut mencapai US$2,2 miliar atau lebih dari Rp32 triliun.

Fedi, aplikasi yang dirancang untuk membantu orang menerima, menyimpan, dan membelanjakan Bitcoin, mengaku telah mengumpulkan $4,2 juta atau lebih dari Rp62 triliun dalam pendanaan awal bulan ini.

"Dalam tujuh hari kami memiliki semua komitmen investasi," kata Obi Nwosu, salah satu pendirinya kepada Reuters. "Dan dalam waktu kurang dari satu setengah bulan kami memiliki target penggalangan dana awal di bank."

Editorial Team