Meski Pendapatan Tumbuh, Laba Induk Google Terkoreksi pada Q2/2022

Jakarta, FORTUNE – Alphabet Inc membukukan kinerja keuangan kurang memuaskan sepanjang kuartal kedua tahun ini. Dalam laporan resminya, Rabu (27/7), terlihat perusahaan induk dari Google ini meraih pendapatan US$69,68 miliar atau setara dengan Rp1.045,3 triliun atau tumbuh 12,6 persen ketimbang US$61,88 miliar pada kuartal kedua 2021 (year-on-year/yoy).
Meski demikian, kenaikan beban dan pengeluaran yang mesti ditanggung mencapai 18,1 persen menjadi US$50,23 miliar atau lebih dari Rp753,5 triliun.
Akibatnya, perusahaan teknologi itu pada April sampai Juni tahun ini hanya meraup laba US$16,00 miliar atau setara Rp240 triliun. Keuntungan itu turun 13,6 persen dari US$18,53 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Namun, laba Google saat ini masih lebih baik ketimbang US$6,96 miliar pada kuartal kedua 2020.
“Investasi konsisten kami untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang tecermin dalam kinerja solid kami pada kuartal kedua, dengan pendapatan yang meningkat,” kata Ruth Porat, CFO Alphabet dan Google, dalam keterangan resmi kepada media.
Dikutip dari The New York Times, raihan pendapatan maupun laba induk Google berada di bawah perkiraan analis. Diperkirakan keuntungannya terhambat karena kenaikan biaya dan kerugian pada sejumlah investasi.
Google telah menghabiskan lebih banyak untuk pusat data dan melakukan perekrutan pekerja pada kuartal kedua. Selain itu, perusahaan juga mencatat kerugian US$790 juta atau lebih dari Rp11,8 triliun dari investasi utang, dan kerugian US$251 juta atau setara dengan Rp3,7 triliun dari kepemilikan saham.