Mobilitas Masyarakat Kembali Bangkit, Uber Menaikkan Proyeksi Laba

Jakarta, FORTUNE – Perusahaan penyedia jasa transportasi (ride hailing) Amerika Serikat, Uber Technologies, menaikkan proyeksi laba intinya pada kuartal pertama tahun ini. Langkah tersebut seiring bisnis perjalanan perseroan yang meningkat akibat perbaikan mobilitas masyarakat AS.
Dalam keterangan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat, Senin (8/3), Uber memproyeksikan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) berkisar US$130 juta–US$150 juta (Rp1,86 triliun hingga Rp2,15 triliiun), atau naik dari US$100 juta–US$130 juta dari proyeksi sebelumnya.
"Bisnis mobilitas kami bangkit kembali dari Omicron jauh lebih cepat dari yang kami harapkan," kata Chief Executive Officer (CEO) Uber, Dara Khosrowshahi, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (8/3). Dia menyebut konsumen sangat ingin memesan layanan untuk perjalanan, commuting, atau kehidupan malam.
Pemesanan kotor (gross bookings) untuk bandara, yang merupakan salah satu rute paling menguntungkan bagi Uber, naik lebih dari 50 persen secara bulanan pada Februari, menurut Khosrowshahi. Karyawan juga sudah kembali ke kantor setelah dua tahun pandemi COVID-19 bekerja di luar kantor.
Pun begitu, selama puncak pandemi virus corona, bisnis pengiriman (delivery) Uber berkembang pesat. Sebab, konsumen menjadi lebih bergantung pada layanan pemesanan makanan secara daring.