Jakarta, FORTUNE – Tidak sedikit para pelaku pasar yang mengharapkan kinerja positif dari pasar aset kripto pada Februari. Namun, faktanya, harga Bitcoin ketika itu masuk dalam kategori sideways atau stagnan dengan kenaikan hanya 0,03 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Menurut tim riset Tokocrypto, fluktuasi nilai aset berkode BTC itu sebagian besar karena sentimen makroekonomi. Terlepas dari naik turunnya, Bitcoin cenderung lebih stabil ketimbang aset lain seperti saham komoditas.
“Ini bukan prestasi yang berarti untuk kripto, dengan Bitcoin sering dikritik sebagai penyimpan nilai yang buruk karena volatilitasnya yang terkadang intens,” demikian pernyataan tim riset Tokocrypto dalam rilis pers, Jumat (3/3).
Memasuki Maret, pasar aset kripto terlihat masih labil. Bitcoin telah turun hampir 5 persen. Sementara, koin alternatif, seperti Ethereum (ETH), XRP (XRP), Cardano (ADA) dan Polygon (MATIC), dan lainnya juga mengalami penurunan tajam serupa.
Jika ditilik dalam jangka panjang, Maret memang merupakan periode yang menentu bagi pasar aset kripto. Pada Maret 2022 dan Maret 2021, harga Bitcoin mengalami kenaikan secara bulanan masing-masing mencapai 5,39 persen dan 29,84 persen.
Namun, pada Maret 2022, nilai Bitcoin turun 24,92 persen secara mtm. Pada Maret 2014–2018, aset kripto itu juga mengalami koreksi.