Jakarta, FORTUNE - Nokia berencana meningkatkan investasi di Amerika Serikat sebesar US$4 miliar atau sekitar Rp66,7 triliun untuk penelitian dan pengembangan (R&D) serta manufaktur jaringan untuk mempercepat inovasi teknologi jaringan mobile, fixed access, IP, optik, dan pusat data yang siap untuk mendukung teknologi kecerdasan buatan (AI).
Perluasan investasi ini bertujuan untuk membantu Amerika Serikat dan para sekutunya memenangkan persaingan AI melalui jaringan yang lebih lincah, aman, hemat energi, dan inovatif.
Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick mengatakan investasi US$4 miliar dari Nokia ini merupakan kemenangan lain bagi Amerika di bawah pemerintahan Trump.
“Investasi mereka di manufaktur, packaging, dan R&D untuk chip optik memastikan bahwa teknologi paling inovatif yang mendukung AI, pusat data, dan aplikasi keamanan nasional akan dikembangkan dan diproduksi di Amerika Serikat,” katanya dikutip dari keterangan resmi perusahaan, Senin (24/11).
Langkah ini melanjutkan investasi Nokia sebelumnya senilai US$2,3 miliar di sektor manufaktur semikonduktor, R&D, dan teknologi AI di AS, yang diperoleh melalui akuisisi Infinera Corporation awal tahun ini untuk manufaktur, R&D, dan konektivitas berbasis AI di AS melalui akuisisi Infinera.
Infinera sebelumnya telah mengumumkan investasi tambahan senilai US$456 juta untuk dua fasilitas manufaktur di AS yang memperoleh insentif dari CHIPS Act.
Nokia memperkirakan akan mengalokasikan sekitar US$3,5 miliar khusus untuk R&D di AS, mencerminkan komitmen kuat perusahaan dalam mengembangkan generasi baru teknologi konektivitas dan AI di seluruh lini jaringan, mulai dari mobile, fixed, IP, optik, pusat data, hingga solusi pertahanan dan misi kritikal.
Di sisi lain, perusahaan asal Finlandia ini juga memperkuat komitmennya dalam menciptakan teknologi terobosan di AS, mengikuti jejak Nokia Bell Labs di New Jersey, yang selama lebih dari satu abad telah memelopori berbagai inovasi teknologi—mulai dari penemuan transistor hingga perkembangan komunikasi digital dan kini teknologi AI.
Sekitar US$500 juta dari belanja modal tersebut akan digunakan untuk manufaktur serta kegiatan riset dan pengembangan di beberapa negara bagian, termasuk Texas, New Jersey, dan Pennsylvania.
Rencana investasi di AS ini akan memperkuat rangkaian solusi jaringan Nokia yang dioptimalkan untuk AI, sekaligus memperkuat posisi perusahaan di bidang R&D untuk teknologi jaringan tingkat lanjut seperti otomatisasi, jaringan quantum-safe, manufaktur semikonduktor, pengujian dan packaging, serta ilmu material mutakhir.
“Inovasi dan teknologi Nokia menjadi fondasi bagi infrastruktur jaringan penting saat ini. Perluasan investasi ini akan memperkuat kemampuan nasional untuk menghadirkan keamanan, produktivitas, dan kemakmuran yang lebih besar melalui konektivitas yang dioptimalkan oleh AI dalam skala besar, sekaligus mendorong riset dan inovasi terbaru yang akan membentuk masa depan jaringan di tahun-tahun mendatang,” ujar Presiden dan CEO Nokia, Justin Hotard.
