Jakarta, FORTUNE – Restoran Bored & Hungry belum lama membanggakan diri karena menyediakan pembayaran via aset kripto untuk para pelanggannya. Namun kedai yang lekat dengan aset yang tidak dapat dipertukarkan (non-fungible token/NFT) Bored Ape Yacht Club itu baru-baru ini telah menyetop opsi pembayaran tersebut.
Kasus restoran burger di California Amerika Serikat (AS) ini dianggap sebagai ironi, menurut laman thegamer yang mengutip The Los Angeles Times, Senin (27/6). Sebab, restoran buger ini sempat mengeklaim sebagai tempat makan pertama yang menerima mata uang digital.
Meski demikian, itu tak lagi menjadi tren sekarang. Saat ditanya oleh media, seorang karyawan Bored & Hungry mengaku tak tahu kapan restorannya mulai memberhentikan layanan pembayaran melalui aset kripto.
Pegawai tersebut juga tidak memberikan informasi mengenai kapan keputusan penyetopan tersebut dibuat. Dia tidak mengetahui pula apakah restorannya dengan pembayaran via aset kripto menerima imbal hasil (return).
Kasus restoran Bored & Hungry ini terjadi ditengarai karena kejatuhan pasar kripto belakangan ini, menurut laman Hypebeast. Harga Bitcoin sempat jatuh di bawah US$20 ribu dan Ethereum hanya berkisar US$1.200.
Dikutip dari coinmarketcap, saat artikel ini ditulis, kapitalisasi pasar aset kripto secara kesuruhan hanya mencapai Rp14.062 triliun. Padahal, pada awal tahun (year-to-date/ytd) market cap aset kripto masih Rp32.404 triliun.