Jakarta, FORTUNE - Layanan internet satelit milik Elon Musk, Starlink, menghentikan penerimaan pelanggan baru di Indonesia karena lonjakan permintaan yang melebihi kemampuan satelit low earth orbit (LEO) milik mereka. Hal tersebut disampaikan melalui pengumuman yang berjudul “Catatan Penting untuk Pelanggan Baru di Indonesia”.
“Layanan Starlink saat ini tidak tersedia untuk pelanggan baru di wilayah Anda karena kapasitas yang terjual habis di seluruh Indonesia,” demikian manajemen Starlink dalam laman resminya yang dikutip Selasa (22/7).
Starlink juga menghentikan perangkat penerima sinyal internet bagi pelanggan baru yang membeli lewat penjual ritel ataupun pihak ketiga.
Kendati demikian, Starlink menyatakan masyarakat yang masih berminat untuk melakukan aktivasi perangkat baru untuk melakukan deposit untuk mengamankan tempat melalui daftar tunggu. Nantinya, pelanggan akan menerima notifikasi ketika layanna kembali tersedia.
Pengamat telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif di Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, mengatakan keputusan Starlink menghentikan penerimaan pelanggan baru di Indonesia dapat berpeluang memperlebar kesenjangan digital, khususnya di wilayah terpencil atau daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang mengandalkan Starlink untuk akses internet cepat.
“Banyak pelanggan potensial di daerah 3T kini harus menunggu tanpa kepastian waktu, sementara pelanggan existing masih menikmati layanan,” ujarnya saat dihubungi Fortune Indonesia, Selasa (22/7).
Tak hanya itu, penghentian tersebut juga mampu memicu kenaikan harga perangkat di pasar sekunder karena adanya permintaan yang tinggi, di tengah pasokan yang terbatas. Meski demikian, Starlink belum mengindikasikan perubahan harga bulanan yang masih berkisar mulai Rp479.000.
Menurut Heru, langkah ini membuka peluang bagi penyedia lokal seperti Telkomsel, PSN, dan Oneweb, serta solusi berbasis seluler dan serat optik untuk menawarkan alternatif. Hal ini menciptakan persaingan lebih terbuka, serta mendorong operator lokal memperluas jangkauan, khususnya pada daerah 3T.
Saat ini, Heru menilai Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) berkesempatan mengevaluasi ulang bisnis Starlink. Di sisi lain, operator lokal didorong terus berinovasi dalam menarik pelanggan.
Setelah resmi beroperasi di Indonesia pada Mei 2024, Starlink mendapat sambutan besar di Indonesia. Layanan internet berbasis satelit tersebut dianggap solusi bagi masyarakat wilayah pedesaan dan pelosok yang selama ini kesusahan beroleh akses internet cepat dan stabil.
Sejak 2022, Starlink hanya digunakan secara terbatas oleh perusahaan seperti Telkom Satelit dan Smartfren untuk kebutuhan korporasi.