Jakarta, FORTUNE – Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Cina kembali memanas usai penembakan balon udara yang diidentifikasi sebagai Unidentified Flying Object (UFO) oleh pihak AS.
Di lain pihak, Cina mengaku bahwa balon tersebut hanyalah untuk tujuan pengawasan metereologi. Mungkinkah perseteruan ini menunjukkan adanya persaingan intelijen diantara kedua negara adidaya ini?
Melansir The Guardian, Senior Associate program keamanan Indo-Pasifik di Center for a New American Security di Washington, Jacob Stokes, mengungkapkan analisisnya mengenai kemungkinan balon khusus digunakan sebagai alat pendukung kepentingan militer.
“Balon udara dapat berfungsi sebagai relai komunikasi cadangan, jika satelit dihancurkan; atau bisa juga berfungsi sebagai kapal induk, membawa tabung berisi segerombolan drone yang bisa dilepaskan ke wilayah musuh; bahkan bisa digunakan sebagai platform di ketinggian tinggi untuk meluncurkan rudal,” tulis Guardian.
Insiden UFO antara AS dan Cina bisa memicu diskusi lebih lanjut tentang kegunaan balon udara. “Saya pikir balon udara punya lebih banyak kegunaan untuk pertahanan dan keamanan daripada yang disadari oleh komunitas keamanan nasional secara umum,” ujarnya.