Jakarta, FORTUNE - Proses pencarian kerja dan perekrutan tengah mengalami perubahan besar dengan hadirnya kecerdasan buatan (AI). Perekrut dan pencari kerja kini terjebak dalam persaingan sengit yang dipicu oleh AI, yang terus mengubah lanskap dunia kerja seperti yang kita kenal.
Seiring AI menyebar ke berbagai tempat kerja di Amerika Serikat, satu hal yang jelas adalah aturan lama sudah tidak berlaku lagi, sementara aturan baru masih dalam tahap penyusunan. Demikian dilaporkan Fortune.com.
Menariknya, teknologi ini tidak hanya mampu menyederhanakan tugas administratif yang membosankan, tetapi juga mengubah tanggung jawab para profesional sumber daya manusia (HR). Namun, proses perekrutan tradisional kini sepenuhnya terguncang akibat dampak yang tidak diantisipasi.
Dulu, perekrutan adalah proses yang relatif sederhana antara perekrut dan calon pekerja. Kini, dengan kehadiran AI, proses tersebut berubah menjadi ajang persaingan berbasis teknologi yang dipenuhi tantangan baru. AI memungkinkan pencari kerja melamar posisi lebih cepat dengan bantuan chatbot yang membuat resume dan surat lamaran. Sementara itu, perekrut harus menyaring ribuan lamaran untuk satu pekerjaan menggunakan alat AI.
Namun, para ahli menyatakan bahwa perubahan yang dipimpin oleh AI dalam perekrutan ini baru permulaan. Masa depan perekrutan diprediksi akan semakin terintegrasi dengan teknologi ini, di mana AI akan berperan lebih dalam menentukan siapa yang diterima. Bahkan, peran perekrut manusia berpotensi hilang seiring berjalannya waktu.