Jakarta, FORTUNE - Schneider Electric memperkenalkan solusi komprehensif untuk mendukung infrastruktur data center yang AI ready dan berkelanjutaan (sustainable) di Indonesia Cloud & Datacenter Convention 2024 yang digelar di Jakarta, 16-17 Mei 2024.
Beberapa solusi yang ditampilkan mencakup Liquid Cooling, SM AirSet, dan Galaxy VL UPS, dan EcoStruxure for Data Center– yang disebut mampu meningkatkan efisiensi, ketahanan, keandalan dan mendukung pemenuhan tanggung jawab penyedia data center dan colocation di tengah upaya dekarbonisasi dan sustainability.
Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Roberto Rossi mengatakan disrupsi Artifical Intelligence (AI) di data center memunculkan tantangan baru bagi penyedia data center dan colocation, seperti lonjakan daya yang lebih besar, tuntutan fleksibilitas dan skalabilitas dalam penyediaan layanan data, keberlanjutan operasional yang kian kompleks, hingga dampak lingkungan.
"Infrastruktur data center perlu mengakomodasi kebutuhan data center masa depan yang harus semakin efisien, fleksibel, tangguh dan sustainable," katanya dala keterangan tertulis, Jumat (17/5).
Dalam White Paper berjudul “The AI Disruption: Challenges and Guidance for Data Center Design”, Schneider Electric memperkirakan kontribusi beban kerja Artificial Intelligence (AI) terhadap total konsumsi energi data center akan mencapai 15 hingga 20 persen pada 2028.
Selain itu, beban kerja AI diperkirakan akan terus beroperasi pada densitas yang sangat tinggi. Hal ini menimbulkan tantangan dalam desain manajemen daya, pendinginan, rak, perangkat lunak dan kapasitas back-up power di data center.
Peningkatan penggunaan daya akibat penggunaan AI yang semakin luas di data center dan dalam operasional industri akan meningkatkan emisi karbon dan biaya energi. Ha ini bisa terjadi apabila tidak dikelola dengan cerdas, efisien, dan terintegrasi.
Otomasi yang didorong oleh AI dalam manajemen data center, memungkinkan penyedia data center dan colocation mengotomatisasi tugas-tugas rutin, mengurangi beban kerja manual, dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan. Misalnya, pemeliharaan sistem server, analisa prediktif terhadap kinerja dan pemantauan sistem dapat ditangani oleh AI.
Sementara itu, komponen seperti sistem pendinginan, back-up power, switchgear juga menjadi factor krusial dalam memastikan keamanan, keandalan dan ketangguhan operasional data center. Sistem pendinginan harus siap mengatasi risiko overheating pada server akibat peningkatan beban kerja.
Liquid cooling menjadi solusi yang tepat untuk mendinginkan klaster AI yang memerlukan lebih dari 20 kW per rak, di mana air cooling tidak cukup efektif. Switchgear dan back-up power juga perlu memiliki kecepatan, kapasitas daya dan kemampuan prediktif yang dapat mengakomodasi kebutuhan data center masa depan.