Jakarta, FORTUNE - Asia-Pasifik mencatat lonjakan dramatis serangan Distributed Denial of Service (DDoS) terhadap lembaga keuangan, meningkat 245 persen dibanding tahun 2023 yang hanya menyentuh 11 persen.
Menurut FS‑ISAC dan Akamai Technologies dalam laporan “From Nuisance to Strategic Threat: DDoS Attacks Against the Financial Sector” edisi 2025, 38 persen serangan DDoS volumetrik di lapisan 3 dan 4 menargetkan perusahaan jasa keuangan di APAC sepanjang tahun lalu.
Lonjakan ini menjadi ancaman serius, berpotensi mengganggu operasional dan merusak kepercayaan publik pada institusi keuangan, seiring semakin agresifnya pelaku kejahatan siber terhadap sektor-sektor yang tengah bergerak cepat dalam adopsi teknologi digital.
“Serangan DDoS semakin canggih, berevolusi dari sekadar membanjiri jaringan menjadi serangan terarah dan multidimensi yang mengeksploitasi berbagai kerentanan kompleks di seluruh rantai pasokan,” kata Chief Intelligence Officer FS‑ISAC untuk wilayah EMEA, Teresa Walsh, dalam keterangan pers, Senin (16/6).
Walsh menyarankan agar lembaga keuangan memperkuat infrastruktur mereka, membangun budaya kewaspadaan, dan menjalin kolaborasi berkelanjutan guna menjaga kontinuitas layanan dan kepercayaan nasabah.