Jakarta, FORTUNE – Perlindungan data menjadi salah satu hal penting yang mesti dikelola dengan baik, termasuk oleh industri jasa keuangan. Apalagi, sepanjang 2024 saja, ada 330,5 juta serangan siber di Indonesia, dengan sektor keuangan berada pada posisi keempat sebagai target utama.
Plt Kepala Departemen Pengawasan Konglomerasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Yudi Permana, menyatakan serangan siber kerap masuk melalui sistem dan pemahaman pegawai yang masih minim mengenai pentingnya perlindungan data. Untuk itu, pemahaman karyawan bank terkait ancaman siber dan pentingnya keamanan data perlu ditingkatkan.
“Oleh karena itu, OJK mengharapkan perbankan untuk selalu mengedukasi nasabahnya. Karena pemahaman soal serangan siber dan perlindungan data ini masih menjadi titik terlemah,” ujar Yudi dalam diskusi Financial Inclusion 5.0 – Membangun Sistem Perlindungan Data Melalui Teknologi Digital di Ritz Carlton, Jakarta (24/9).