Jakarta, FORTUNE – Gerakan nasional yang fokus pada potensi bahaya digital di Indonesia, SiBerkreasi, menyebut bahwa gap antara para pemangku kepentingan–seperti Kementerian/Lembaga (K/L)–masih jadi tantangan peningkatan literasi digital di Indonesia.
Wakil Ketua Umum SiBerkreasi, Mira Sahid, mengungkapkan bahwa Indeks Literasi Digital Indonesia di kuartal III 2024 masih berada di level 3,65 dari skala 5, sehingga perlu dioptimalisasi.
“Kalau pondasi-pondasi ini tidak mau bekerja sama atau belum berkolaborasi, ya pasti merangkaknya lama untuk menuju indeks empat poin,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Kamis (7/11).
Upaya yang menurutnya masih jalan di tempat misalnya ketika ingin menyertakan topik literasi digital dalam kurikulum nasional di Indonesia, demi membangub pondasi kuat bagi masyarakat dalam menghadapi perkembangan teknologi. SiBerkreasi, yang telah berusaha untuk mengkoordinasikan gagasan ini dengan para mitra, termasuk K/L, hingga saat ini belum memperoleh perkembangan yang signifikan.