ilustrasi social engineering (unsplash.com/Markus Spiske)
Ada lima jenis social engineering yang pada umumnya sering terjadi, di antaranya sebagai berikut:
1. Pretexting
Jenis social engineering pertama adalah serangan pretexting. Para pelaku akan mendapatkan sejumlah informasi dari kebohongan yang dibuat olehnya.
Pelaku akan berpura-pura berasal dari sebuah instansi atau lembaga penting dan meminta informasi sensitif para korban sebagai bentuk tugasnya.
2. Baiting
Serangan social engineering selanjutnya adalah baiting. Para penyerang akan menggunakan serangan umpan guna memancing keingintahuan dari korbannya.
Pelaku akan memikat korban agar masuk ke dalam perangkapnya. Hal ini akan menyebabkan data pribadi akan dicuri atau sistem device korban terkena malware.
3. Phishing
Phishing adalah serangan yang cukup berbahaya melalui email atau pesan teks.
Biasanya, pelaku akan melakukan broadcasting untuk membuat korban memiliki rasa ingin tahu atau bahkan menakut-nakuti korbannya.
Para korban akan terdorong untuk mengungkapkan informasi pribadi, mengklik tautan ke situs yang berbahaya, atau membuka file yang berisi malware.
4. Spear phishing
Spear phishing adalah serangan yang lebih terstruktur dibanding phising. Dengan metode ini, para pelaku telah memilih korbannya sedari awal, baik individu maupun berbentuk perusahaan.
Biasanya, para korban akan menyesuaikan konten pesan, posisi, dan nama akun sesuai dengan kenalan atau kontan yang dimiliki oleh korban.
Spear phishing biasanya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, bahkan berbulan-bulan dalam menjalankannya.