Ilustrasi Metaverse. Shutterstock/metamorworks
Seperti yang ditunjukkan Schultz dalam pidatonya, Starbucks bukan hanya merek minuman, tetapi perusahaan dengan tradisi, sejarah, dan koleksi bertahun-tahun yang ditemukan di seluruh dunia yang tidak dapat ditandingi oleh seniman digital saja.
Artinya, jika perusahaan menetapkan pikirannya untuk itu, dapat tercipta salah satu marketplace NFT terbesar di dunia. Bahkan jika mereka bermitra dengan merek serupa lainnya di industri, seperti Coca-Cola, Budweiser, atau Pepsi-Cola, jumlah peluang bisnisnya bisa sangat besar, terutama mengingat merek-merek ini sudah digunakan untuk menyenangkan basis konsumen mereka dengan barang koleksi seperti kaleng, botol, dan edisi khusus minuman favoritnya.
Valuasi Starbucks sekitar US$96,7 miliar (setara Rp1,4 kuadriliun), sedangkan OpenSea, marketplace NFT yang didirikan pada 2017, sudah melampaui US$13,3 miliar (sekitar Rp186 triliun). Jadi, tidak mengherankan jika sejumlah perusahaan besar tergiur berinvestasi dalam seni digital yang didukung teknologi anyar blockchain.
Identitas brand Starbucks yang terkenal akan menjadi manfaat besar dalam sektor Web 3 yang mulai booming. Ada beragam cara Starbucks dapat menggarap pasar NFT. Ethereum World News melansir, Starbucks dapat memakai rangkaian kolektibel dan identitas brand untuk meluncurkan marketplace NFT demi mendorong sektor NFT.
Starbucks juga dapat mengukuhkan posisi di metaverse dengan membuka toko virtual. Tetapi semua itu baru sebatas spekulasi dan belum ada konfirmasi resmi dari perusahaan.
Tahun ini, industri metaverse diperkirakan akan mencapai US$758,6 miliar.