AC Ventures Tutup Pendanaan Fund III Lebih dari US$205 Juta
Pendanaan AC Ventures menjangkau 30 perusahaan.
Jakarta, FORTUNE – Perusahaan modal ventura (venture capital) AC Ventures (ACV) yang berbasis di Indonesia menutup Fund III senilai lebih dari US$ 205 juta atau setara dengan Rp2,94 triliun dalam committed capital. Capaian tersebut menjadikan total AUM AC Ventures mencapai lebih dari US$ 380 juta atau setara Rp5,46 triliun di seluruh Fund-nya.
Adrian Li selaku Founder & Managing Partner, AC Ventures menjelaskan, fund tersebut mengalami kelebihan permintaan, dan diikuti oleh investor institusional global dan regional ternama, termasuk World Bank’s International Finance Corporation (IFC), dan platform ventura Abu Dhabi Developmental Holdings (ADQ), Disrupt AD.
“Berbekal pengalaman pribadi kami sebagai entrepreneur yang membangun bisnis di pasar negara berkembang dari awal hingga akuisisi dan IPO, kami memosisikan diri sebagai mitra untuk para pendiri startup yang menjadi portofolio kami dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan rintisan yang berkembang pesat," kata Adrian melalui keterangan resminya di Jakarta, Rabu (1/12).
Pendanaan jangkau 30 perusahaan
Fund III telah berinvestasi secara aktif sejak first close pada Maret 2020. Dana ini telah telah diinvestasikan ke 30 perusahaan dari 35 yang ditargetkan. ACV menargetkan untuk menyalurkan pendanaan mencapai lebih dari US$ 100 juta atau setara Rp1,43 triliun di sisa akhir 2021.
Beberapa dari perusahaan ini (semua diinvestasikan selama tahap pra-Seri A) telah berkembang pesat di tengah kondisi pandemi Covid-19. Perusahaan-perusahaan ini telah membantu konsumen dan bisnis bertahan di tengah periode yang penuh dengan disrupsi akibat pandemi Covid-19.
Beberapa perusahaan tersebut, antara lain Shipper, Stockbit, Ula, Aruna, BukuWarung, dan CoLearn tercatat sebagai Centaur, beberapa bahkan telah memiliki nilai valuasi yang mendekati Unicorn. Dana tersebut telah menunjukkan performa yang kuat dengan MOIC 1.94X dalam kurun waktu kurang dari dua tahun sejak penutupan pertama.
“Pertumbuhan basis pengguna internet dan layanan berbasis teknologi telah menjadikan Indonesia sebagai rumah bagi banyak platform digital terbesar di Asia Tenggara. Hal ini tidak hanya menarik lebih banyak investasi ke dalam negeri, melainkan juga menghadirkan solusi baru yang inovatif untuk memecahkan berbagai tantangan yang mendesak saat ini,” tutur Azam Khan, IFC Country Manager for Indonesia, Malaysia and Timor-Leste.
Strategi ACV bidik startup
ACV menggunakan pendekatan tematik yang mendalam dan disiplin yang kuat dalam berinvestasi pada perusahaan startup dengan latar belakang pendiri yang kuat.
ACV turut menggunakan analisis model bisnis dan pendekatan pasar yang tepat untuk membangun keahlian yang mendalam terhadap suatu sektor sehingga dapat mempercepat pengambilan keputusan secara cepat dan tepat dalam berkomitmen dengan perusahaan-perusahaan tahap awal. Hal ini menjadi faktor penting bagi ACV dalam memilih perusahaan terbaik.
“Selain memberikan dana investasi, kami membantu para portfolio founder dengan menghubungkan mereka ke dalam ekosistem perusahaan dan platform digital yang lebih luas, serta para domain expert di seluruh dunia," kata Michael Soerijadji, Founder and Managing Partner, AC Ventures.
ACV dorong startup terus berinovasi
Selain pendanaan, ACV juga membantu para founder untuk membangun perusahaan melalui pengalaman mereka sebagai investor di berbagai perusahaan dan melalui tim value creation yang terdiri dari para ahli yang memiliki pemahaman mendalam dan pengalaman yang luas di berbagai sektor industri. Tim ini akan mendukung masing-masing portofolio perusahaan ACV dalam hal rekrutmen, pengembangan bisnis,regulasi, dan peningkatan modal.
“Ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi kesulitan ini tidak hanya memberi peluang besar bagi sektor internet untuk pulih, melainkan juga membuka kesempatan exit yang semakin menjanjikan seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan teknologi raksasa regional yang go public (IPO),” terang Pandu Sjahrir, Founding Partner, AC Ventures.
Pandemi COVID-19 mengakselerasi konsumsi digital, dan mendorong pertumbuhan pengguna internet baru, seiring dengan meningkatnya frekuensi konsumsi para konsumen. Lebih dari itu, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang secara historis merupakan sektor yang cukup lambat dalam mengalami perkembangan ekonomi digital. Namun kini mulai mengadopsi solusi digital berbasis teknologi yang dapat membantu mereka untuk meningkatkan efektivitas bisnis.
ACV merupakan perusahaan hasil merger dari dua venture capital ternama di Indonesia, – Agaeti Venture Capital dan Convergence Ventures pada 2019. ACV bekerja sama dengan para entrepreneur dan melengkapi mereka dengan pengetahuan berbasis penelitian, dukungan nyata untuk para portofolio, tim penciptaan nilai modal, pengembangan bisnis, jaringan, dan sumber daya.
Para mitra ACV telah berinvestasi di ekosistem teknologi Indonesia tahap awal sejak 2014, dan memiliki portofolio di lebih dari 100 perusahaan di seluruh Fund-nya. Hal ini menjadikan ACV sebagai salah satu perusahaan modal ventura tahap awal terbesar yang berfokus di Indonesia. Di antara investasi awalnya, dua perusahaan yang menjadi portfolio perusahaan ACV, yakni Xendit dan Carsome berhasil menjadi Unicorn.