Jakarta, FORTUNE - Media sosial semakin mendominasi kehidupan sehari-hari dan tak terpisahkan, seperti TikTok dan X yang menjadi platform favorit bagi banyak generasi, termasuk Generasi Z. Namun, sebuah survei baru menunjukkan kenyataan yang mengejutkan: hampir setengah dari Generasi Z, yaitu 47 persen untuk TikTok dan 50 persen untuk X, berharap kedua platform ini tidak pernah ada. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan tentang hubungan mereka dengan media sosial.
Bagai dua sisi, media sosial dinikmati tetapi juga merasakan dampak negatif dari penggunaannya. Para responden ini mengaku menghabiskan empat jam sehari di media sosial. Sejumlah tantangan terhadap adiksi dan dampak psikologisnya menjadi sorotan utama.
Melansir Fortune.com, temuan ini merupakan hasil dari jajak pendapat yang melibatkan 1.006 orang dewasa Gen Z berusia 18-27 tahun, yang dilakukan oleh psikolog sosial Jonathan Haidt dan Harris Poll di Amerika Serikat. Survei ini memberikan gambaran mengenai bagaimana kaum muda menghadapi sifat adiktif dari ponsel pintar dan media sosial.
Haidt, penulis buku kontroversial "The Anxious Generation," yang mengemukakan empat aturan dasar mengenai anak-anak dan ponsel pintar—“tidak ada sebelum sekolah menengah, tidak ada media sosial sebelum usia 16, tidak ada ponsel di sekolah, dan lebih banyak bermain tanpa pengawasan”—membagikan temuan ini dalam artikel opini di New York Times pada Selasa (17/9).