Ilustrasi artificial intelligence. (ShutterStock/Jirsak)
Meski demikian, Searce juga mengungkapkan bahwa masih terdapat kesenjangan saat perusahaan menerapkan lebih dalam mengenai sebuah generatif AI (Gen AI). Sebanyak 51 responden mengatakan inisiatif AI mereka "sangat berhasil," sedangkan 42 persen perusahaan mengatakan penerapan AI miliknya "agak berhasil."
“Perbedaan antara inisiatif yang sangat dan agak berhasil menunjukkan kesenjangan kematangan dalam implementasi AI. Ini memberikan peluang bagi organisasi untuk fokus pada pengembangan bakat, kualitas data, dan metrik evaluasi yang kuat untuk meningkatkan kemampuan AI mereka dan mencapai pengembalian investasi yang lebih besar,” tulis laporan tersebut.
Sementara itu, 13 persen organisasi percaya bahwa pemanfaatan AI bakal modernisasi proses bisnis, yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses yang ada untuk efisiensi dan efektivitas yang lebih besar.
Meskipun terdapat masalah dalam pemanfaatan Gen AI ini, seperempat responden mengatakan bahwa perusahaan mereka akan terus meningkatkan investasi pada AI lebih dari di tahun-tahun mendatang. Bahkan, 8 persen responden mengatakan bakal terjadi peningkatan investasi hingga 100 persen lebih terhadap AI.
Ketika ditanya berapa banyak pendapatan perusahaan mereka yang dialokasikan untuk inisiatif AI pada tahun 2024, sebanyak 25 persen responden mengatakan organisasi mereka akan menghabiskan antara $11-25 juta.
Sedangkan 7 persen mengatakan perusahaan mereka akan menghabiskan lebih dari $25 juta dalam pendapatan untuk inisiatif AI mereka tahun ini. Yang perlu diperhatikan adalah hanya 1% responden yang mengatakan perusahaan mereka tidak berencana untuk meningkatkan pengeluaran AI - yang menunjukkan kepercayaan luas pada potensi transformatif AI, meskipun ada tantangan yang terkait dengan pengukuran dampaknya.