Jakarta, FORTUNE - Apple resmi meluncurkan iPhone 17 dan iPhone Air pada Rabu (10/9) dini hari, dengan keputusan mempertahankan harga jual seperti generasi sebelumnya. Langkah ini diambil di tengah tekanan tarif impor Amerika Serikat (AS), mengindikasikan strategi Apple menyerap biaya tambahan demi menjaga daya saing pada pasar ponsel pintar global.
Meskipun Wall Street mengantisipasi kenaikan harga untuk menutupi biaya tarif, Apple memutuskan tidak mengubah banderol lini iPhone terbarunya.
iPhone 17 Pro akan mulai dijual dengan harga US$1.099 (sekitar Rp18 jutaan) untuk kapasitas penyimpanan 256 GB, sama seperti model tahun lalu. Sementara itu, versi dasar iPhone 17 dengan kapasitas 256 GB dibanderol US$799 (sekitar Rp13 jutaan), harga yang sama untuk model iPhone 16 dengan separuh kapasitas penyimpanan.
Selain seri iPhone 17, Apple juga memperkenalkan iPhone Air yang dibanderol dihargai dari US$999 (setara Rp16 jutaan). Perusahaan juga meluncurkan versi baru headphone nirkabel AirPods Pro 3 dan monitor tekanan darah padaApple Watch terbarunya, yang harganya juga tidak mengalami kenaikan.
"Kami mengambil langkah terbesar yang pernah ada untuk iPhone," kata CEO Apple, Tim Cook, dalam acara bertajuk 'Awe Dropping' yang dikutip dari Reuters.
iPhone Air disebut sebagai iPhone paling tahan lama hingga saat ini, ditenagai chip A19 Pro yang diklaim telah disempurnakan untuk efisiensi energi, seiring tren desain tipis yang juga diusung pesaing dalam industrinya, seperti Samsung.
Keputusan harga ini menegaskan kesiapan Apple menanggung biaya tarif demi menangkis persaingan dari Samsung, Google, dan rival lainnya. Sebelumnya, perusahaan telah memperkirakan bahwa pungutan tersebut akan merugikannya lebih dari US$1,1 miliar pada kuartal fiskal berjalan.
Langkah ini diambil meskipun Apple mencatatkan kerugian US$800 juta akibat tarif yang diterapkan Presiden Donald Trump pada periode Juni lalu. Secara keseluruhan, kinerja keuangan perusahaan pada semester I-2025 tetap solid, dengan pendapatan kuartalan mencapai US$94,0 miliar, naik 10 persen secara tahunan, dan laba per saham US$1,57, naik 12 persen.
Menurut laporan Reuters, saham Apple turun 1,6 persen sesaat setelah pengumuman harga tersebut, menandakan respons awal investor terhadap strategi perusahaan yang berpotensi menekan margin keuntungan.