Jakarta, FORTUNE – Usai mencetak rekor tahun lalu, penjualan NFT mulai menunjukkan tanda-tanda melambat pada awal 2022. Penjualan NFT di OpenSea bulan lalu, misalnya, hanya US$2,5 miliar, jauh lebih kecil dari catatan Januari yang mencapai US$5 miliar.
Menurut data dari cryptoslam, pelacak pasar NFT, Maret tahun ini hanya 635 ribu orang membeli NFT dengan harga rata-rata sekitar US$427. Sebagai perbandingan, pada Januari, ada sebanyak 948 ribu investor yang menebus NFT dengan harga rata-rata US$659.
"Saya pikir kami mencapai sesuatu yang tidak berkelanjutan," kata Pablo Rodriguez-Frale, seorang kolektor seni digital di Miami, Amerika Serikat (AS), seperti dikutip dari Reuters, Rabu (6/4).
Meski demikian, Modesta Masoit, Direktur Keuangan dan Analitik DappRadar, mengatakan pasar NFT saat ini lebih condong mengalami konsolidasi usai pertumbuhannya yang membubung tahun lalu.
Dia menyatakan perang Rusia-Ukraina belakangan telah menjadi sentimen bagi pasar NFT. Investor diperkirakan lebih hati-hati dalam investasi NFT. Dengan begitu, penjualan aset digital tersebut tertekan.
Menurut laporan dari NonFungible.com dan L’Atelier BNP Paribas, penjualan aset digital pada 2021 mencapai US$17,6 miliar atau lebih dari Rp251 triliun. Dengan kata lain, angka tersebut melonjak bahkan mencapai 200 kali lipat. Sebab, penjualan tahun sebelumnya hanya US$82 juta.