Jakarta, FORTUNE – Kerja sama antara perusahaan teknologi finansial (financial technology/fintech) dengan perbankan kian semarak. Kali ini, giliran Investree Singapore Pte Ltd, perusahaan fintech lending, yang mengambil alih saham PT Bank Amar Indonesia (Persero) Tbk, salah satu pelopor bank digital.
Investree Group mengambil alih saham minoritas yang signifikan 18,4 persen milik Tolaram Group Inc, pemegang saham pengendali Bank Amar. Baik Investree maupun Tolaram Group telah meneken perjanjian transaksi atas rencana akuisisi saham tersebut.
Direktur Investree Group dan Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi, mengatakan, inisiatif ini merupakan koloborasi antara fintech dan perbankan untuk sama-sama membuat inovasi produk, menyediakan layanan pembiayaan digital, dan solusi bisnis terintegrasi. Itu sekaligus demi memperluas jangkauan perusahaan kepada calon debitur maupun UMKM di wilayah bagian dari jaringan Bank Amar.
“Akuisisi ini akan semakin meningkatkan ekosistem solid milik Investree, yang memungkinkan peningkatan potensi strategis untuk memberdayakan UMKM di seluruh negeri,” kata Adrian dalam keterangan kepada media, dikutip Kamis (12/5).
Sementara itu, Presiden Direktur Bank Amar, Vishal Tulsian, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan perseroan telah menerima informasis sehubungan dengan rencana akuisisi. Menurutnya, transaksi tersebut tidak menyebabkan perubahan pengendalian pada perusahaan.
“Hingga saat ini tidak ada dampak aktivitas hukum, kondisi keuangan, dan aktivitas perseroan,” demikian pernyataan resmi Vishal.
Menengok laporan keuangan Bank Amar, per Maret 2022, 55,04 persen saham Bank Amar dikuasai oleh Tolaram Group. Sedangkan, sisanya sebanyak 44,95 persen merupakan saham yang dilepas ke masyarakat.
Menurut publikasi sama, aset Bank Amar kuartal pertama tahun ini mencapai Rp4,88 triliun. Perusahaan ini pada periode sama merugi Rp8,79 miliar. Sebagai perbandingan, pada kuartal pertama 2021, Bank Amar mencetak laba Rp1,60 miliar.