Jakarta, FORTUNE - Di tengah kasus sengketa merek, Grup GoTo membeberkan penutupan pertama penggalangan dana pra-IPO. Pada putaran itu, perusahaan merger antara Gojek dan Tokopedia itu mendulang lebih dari US$1,3 miliar (Rp18,6 triliun).
Modal itu berasal dari deretan investor menonjol, termasuk anak perusahaan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Avanda Investment Management, Fidelity International, Google, Permodalan Nasional Berhad (PNB), Primavera Capital Group, SeaTown Master Fund, Temasek, Tencent, dan Ward Ferry.
Indonesia dan Asia Tenggara merupakan pasar dengan prospek pertumbuhan menjanjikan di dunia, dilihat dari sejumlah aspek seperti populasi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi. CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo mengamini itu.
“Dukungan yang kami peroleh menunjukkan kepercayaan yang dimiliki investor terhadap ekonomi digital yang berkembang pesat di kawasan ini,” katanya melalui keterangan resmi, Kamis (11/11).