Jakarta, FORTUNE – Sektor asuransi teknologi (insurtech) menyaksikan perkembangan kinerja bisnis positif, dapat terlihat pada kinerja sejumlah pemainnya seperti Qoala dan Fuse. Keduanya tidak hanya mengembangkan bisnis di dalam negeri, tapi juga membidik ekspansi ke pasar luar negeri.
Qoala, misalnya, menawarkan beragam asuransi sesuai kebutuhan dan gaya hidup masyarakat. Produknya tidak hanya berfokus pada kesehatan dan jiwa, tapi juga gawai, perjalanan, properti, hingga kendaraan bermotor.
Deputy CEO dan Co-founder Qoala, Tommy Martin, dalam keterangannya, Senin (12/12), menyatakan keberagaman jenis produk asuransi yang berfokus kepada kebutuhan individu ini menjadi selling point Qoala.
“Kami sejauh ini berhasil menjadi perusahaan insurtech terbesar di Asia Tenggara dalam hal penjualan asuransi ritel atau individual. Sesuai prinsip Qoala, tujuan kami hadir di Indonesia dan Asia Tenggara adalah untuk meningkatkan adopsi asuransi. Jadi, memang fokusnya harus lebih bisa ke ritel,” ujarnya.
Selain Indonesia, Qoala telah melakukan ekspansi bisnis di Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
Perusahaan rintisan itu pada Mei mengantongi pendanaan seri B senilai US$65 juta atau hampir Rp950 miliar yang dipimpin Eurazeo, perusahaan investasi asal Prancis.
Qoala menyatakan tumbuh 30 kali lipat sejak pendanaan seri A pada April 2020, capaian yang dipandang tercepat untuk perusahaan insurtech Asia Tenggara.