Jakarta, FORTUNE - Di tengah meningkatnya potensi keuangan digital hingga, kebutuhan akan talenta digital di Indonesia masih menjadi tantangan tersendiri. Laporan e-Conomy SEA 2023 memperkirakan ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$110 miliar pada 2025, kondisi ini membuat Indonesia kekurangan tenaga kerja digital sebanyak 600 ribu orang setiap tahun, hingga 2030.
Menanggapi kondisi tersebut, peran perguruan tinggi atau universitas menjadi krusial saat ini. Penciptaan program studi (prodi) atau jurusan artificial intelligence (AI). Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Ristek, saat ini baru ada 6 universitas di Indonesia yang memiliki jurusan atau prodi AI.
Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI), Prof. Dhaniswara K. Harjono menyatakan, sistem perguruan tinggi harus adaptif dalam merespons perkembangan digital termasuk AI yang telah menjelma dalam kehidupan manusia. Selain menerapkan AI dalam proses belajar mengajar, UKI juga berencana untuk membuka jurusan AI baru.
“Kita UKI yang kita ajukan sekarang ini, ada 3 jurusan sebenarnya, satu mengenai bisnis digital kemudian kita akan ajukan jurusan IT untuk AI karena itu basic dari semuanya. Kemudian kita ada doktor management,” kata Dhaniswara saat ditemui di Jakarta (31/7).