Jakarta, FORTUNE - Perusahaan keamanan siber global, Kaspersky, dalam laporannya menunjukkan serangan virus Trojan mobile banking di kawasan Asia tenggara meningkat hingga 60 persen pada kuartal II-2021. Virus ditengarai menyusup via aplikasi keuangan saat pengguna sedang sibuk berbelanja daring. Akibatnya, akses mobile banking pun terbajak dan uang yang ada di rekening pengguna rawan dirampok secara daring.
Hal ini sangat berbahaya. Padahal, menurut laporan e-Conomy SEA 2020 rilisan Google, Temasek, dan Bain, sektor e-commerce di Indonesia justru mengalami peningkatan hingga 54 persen dengan capaian US$32 miliar saat pandemi. Artinya, masyarakat cukup bergantung pada teknologi belanja secara daring.
General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, mengungkap bahwa program virus ini memang terlihat seperti aplikasi keuangan resmi. Oleh sebab itu, ia mengimbau semua pengguna teknologi internet untuk menggunakan solusi keamanan dalam menghadapi serangan seperti virus Trojan mobile banking.
“Ketika korban memasukkan kredensial untuk mengakses rekening bank mereka, penyerang kemudian mendapatkan akses ke informasi pribadi itu,” kata Yeo.