Satuan barel ini muncul pada tahun 1866 di ladang minyak Pennsylvania. Ladang minyak tersebut ditemukan oleh Edwin L. Drake pada tahun 1859. Sejak itu, eksplorasi minyak bumi pun dilakukan di wilayah tersebut.
Kala itu, Pennsylvania merupakan pemimpin industri minyak minyak tanah. Banyak produk yang diperjualbelikan untuk memenuhi permintaan akan bahan bakar lampu dari minyak tanah.
Standarisasi pengukuran produksi minyak belum ada karena ini pengangkutan minyak masih diangkat dalam tong atau barel. Ada banyak jenis yang dipakai mulai dari tong kayu, tong bir, hingga tong untuk menampung ikan. Artinya, ukuran setiap wadah tersebut berbeda-beda.
Kemudian, sebuah asosiasi bernama Worshipful Company of Coopers berhasil membuat sebuah wadah atau tong kedap air yang mampu menampung sekitar 42 galon atau setara dengan 300 pon. Wadah tersebut kerap dijadikan wadah standar untuk menampung beberapa barang bersifat cair, seperti anggur, sabun, hingga mentega.
Hadirnya inovasi tersebut kemudian digunakan untuk komoditas lainnya. Minyak bumi salah satunya. Karena terisi pas, tong tersebut dianggap lebih praktis untuk mengangkut produksi minyak. Di tahun 1866, barel merupakan ukuran standar dalam industri migas.
Standar tersebut kemudian diadopsi oleh perusahaan minyak Standard Oil Company pada tahun 1872. Dari situ, standar 42 galon dijadikan standar resmi dan menjadi bagian penting dalam industri perminyakan Amerika Serikat.
Untuk memenuhi permintaan akan wadah tersebut, Standard Oil Company membuat tong yang dapat menampung 42 galon. Agar produknya dikenal, mereka mewarnai barel tersebut dengan warna biru. Dari sinilah, banyak yang menganggap bahwa istilah bbl atau blue barrel muncul dari penggunaan warna tersebut.