5 Tips Mengelola Keuangan UMKM yang Tumbuh Berkelanjutan

Lini keuangan jadi bahan bakar utama untuk jalankan bisnis.

5 Tips Mengelola Keuangan UMKM yang Tumbuh Berkelanjutan
ilustrasi evaluasi keuangan (pexels.com/Karolina Grabowska)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Seperti halnya bisnis lain, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga harus melalui berbagai tahapan untuk memastikan bisnis bertumbuh dan bisa Berkelanjutan, terutama dalam pengelolaan Keuangan.

Perencana keuangan bersertifikat dan Founder Daya Uang, Lolita Setyawati, mengatakan pelaku UMKM harus menguasai kemampuan pengelolaan keuangan yang baik untuk bisa mempertahankan bisnisnya. "Mulai dari perencanaan keuangan yang baik, rencana bisnis, serta mencari permodalan,” katanya dalam sebuah diskusi keuangan, Kamis (23/11).

Menurutnya, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan UMKM untuk mewujudkan sistem keuangan yang sehat dan berlanjutan. Berikut ini, Fortune Indonesia akan mengulasnya.

1. Pisahkan rekening pribadi dan usaha

Hal pertama yang perlu diingat, pelaku UMKM harus mampu memisahkan rekening pribadi dan rekening usaha. Hal ini dilakukan agar arus kas bisa berjalan dengan lancar tanpa ada konflik kepentingan di dalamnya. Pemisahan rekening ini akan memastikan kebutuhan pribadi dan usaha tidak akan saling mempengaruhi.

Perihal masalah gaji, pelaku UMKM harus menerapkan sistem penggajian untuk dirinya sendiri, sesuai dengan persentase profit dan kebutuhan pelaku usaha. “Sebagai pemilik bisnis, jadi kita menggaji diri kita sendiri buat mengatru arus kas,” katanya.

2. Siapkan dana darurat

Tips berikutnya, menyiapkan dana darurat. Berkaca dari pandemi Covid-19 yang meluluhlantakkan banyak UMKM, maka setiap pemilik bisnis harus bisa menyisihkan Sebagian dari modal untuk disimpan dalam bentuk dana darurat, yang nantinya bisa digunakan ketika dalam kondisi terdesak, atau situasi yang tak terduga.

Lolita mengungkapkan, dana darurat biasanya bisa 6-12 kali lipat pengeluaran bulanan usaha. Sebagai contoh, jika kebutuhan bulanan bisnis Anda mencapai Rp7 juta, maka dana darurat yang harus disisihkan di awal adalah sekitar Rp42 juta.

Sebagai opsi, sistem dana cadangan yang diambil dari tiga kali biaya operasional bulanan usaha, juga bisa diterapkan. “Dana cadangan juga diperlukan untuk menjaga berbagai hal yang bisa ber-impact terhadap usaha kita. Jangan sampai omzetnya tidak cukup untuk menggaji karyawan,” katanya.

3. Pertimbangkan asuransi

Lolita mengungkapkan, hal lain yang perlu pelaku UMKM pertimbangkan ialah menggunakan asuransi bisnis. Namun, perlu dipahami bahwa asuransi yang dimaksud bukan yang bersifat investasi, tapi yang bisa dipakai buat menjaga risiko usaha maupun pribadi.

Menurutnya, hal ini penting sebagai penjamin, bila terjadi berbagai risiko yang tidak bisa dihindari, seperti bencana alam atau kemalingan. Meski begitu, tips ini mungkin bisa dilakukan ketika pelaku UMKM sudah memiliki kondisi keuangan yang matang, dengan anggaran yang berlebih.

4. Sempurnakan sistem pencatatan keuangan

Penyempurnaan sistem pencatatan keuangan adalah tips berikut yang harus diperhatikan oleh para pelaku UMKM. Lolita melihat banyak sekali pelaku UMKM yang mengabaikan hal ini dan kurang disiplin dalam pencatatan laporan keuangan. Akibat dari kelalaian ini, banyak usaha yang sistem keuangannya berantakan dan berdampak pada bisnis yang tidak tahan lama. Selain itu, laporan keuangan pun berfungsi untuk mencegah penggelapan.

Lolita mengungkapkan, pencatatan bisa dimulai dengan menuliskan laporan penjualan, laporan pembelian, laba, sampai rugi. Ketika semua sudah hal ini dilakukan, pelaku UMKM juga bisa membuat neraca akuntansi bisnis untuk melihat posisi keuangan perusahaan.

"Misalnya ada karyawan yang ambil dana, itu bisa terdeteksi. Termasuk stok barang juga, stoknya berkurang tapi tidak sepadan omzet, ini bisa dicek dan dilihat bukti-buktinya,” katanya.

5. Pastikan permodalan

Hal terakhir yang penting bagi para pelaku UMKM adalah memastikan permodalan bisnis UMKM aman dan berkelanjutan. Ada beberapa alternatif permodalan yang bisa dipilih seperti uang pribadi, kolaborasi dengan investor, bank, maupun fintech P2P lending atau pinjaman online (pinjol).

Pinjaman perorangan, termasuk pinjol, jadi pilihan karena tak semua pemilik UMKM sanggup mengambil pinjaman di bank. Oleh karena itu, P2P lending atau pinjol bisa jadi solusi bila menemui kesulitan pengajuan pinjaman di bank yang memiliki persyaratan relatif lebih rumit.

“Pinjaman di Fintech P2P bisa dilakukan sebagai pinjaman produktif untuk memutar modal, bukan untuk pinjaman konsumtif. Laporan keuangan yang rapi pun menjadi kunci agar UMKM bisa memudahkan mendapatkan tambahan modal,” ujar Lolita.

Demikianlah beberapa tips yang bisa dilakukan oleh para pelaku UMKM untuk bisa menjalankan bisnis yang berkelanjutan di sisi pengelolaan sistem keuangan agar bisnis usaha kecil bisa semakin berkembang.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Ekspor Nonmigas April 2024: Logam Mulia Turun, Nikel Naik
Ini Tips Kelola Keuangan Untuk Pasturi yang LDR Antar Negara
Dibayangi Risiko Geopolitik,Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 5,06% di 2024
Gandeng Spotify, Boss Creator & Podkemas Asia Hadirkan PODFEST 2024
Riset East Ventures: Kesenjangan Digital RI Turun Meski Spread Naik
Impor Barang Konsumsi Januari-April 2024 Melesat 12,55%, Ini Pemicunya