Bahlil Singgung Ketimpangan Investasi Energi Hijau di TIIWG G20

Forum G20 harus bisa atasi lewat tata kelola yang adil.

Bahlil Singgung Ketimpangan Investasi Energi Hijau di TIIWG G20
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat menghadiri rapat pertemuan kedua "Trade, Industry, and Investment Working Group (TIIWG) Presidensi G20 di Solo, Jawa Tengah, Rabu (6/7). (ANTARAFOTO/Mohammad Ayudha)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE –  Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan masih terdapat ketimpangan dalam aliran investasi energi hijau, antara negara maju dan negara berkembang. Hal itu dia sampaikan pada kelompok kerja perdagangan, investasi, dan industri (TIIWG) Forum G20,

Menurutnya, salah satu contoh ketidakadilan adalah jumlah investasi energi hijau yang mengalir ke negara berkembang hanya mencapai sekitar seperlima dari keseluruhan investasi hijau global. “Dengan kata lain, dua per tiga dari total populasi dunia hanya mendapatkan seperlima dari total investasi hijau,” ujarnya dalam pertemuan kedua TIIWG, Rabu (6/7).

Oleh karena itu, Bahlil ingin negara-negara G20 segera mengatasi ketimpangan yang terjadi dengan pengaturan tata kelola yang menguntungkan semua pihak. “Saya tidak ingin ada sebuah perlakuan yang tidak adil, sebab persoalan emisi (adalah) persoalan dunia. Forum ini sudah saatnya duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, untuk kebaikan bangsa dunia,” ucapnya.

Masalah kredit karbon

Ilustrasi karbon netral. (Pixabay/Geralt)

Perihal lain yang dibahas dan masih terkait ketimpangan investasi hijau antara negara maju dan berkembang adalah soal kredit karbon. Menurut Bahlil, harga jual beli kredit karbon yang berasal dari proyek-proyek hijau negara maju seringkali diklaim jauh lebih mahal dibandingkan negara berkembang.

Harga karbon di negara berkembang, kata Bahlil bisa bernilai US$10, jauh bila dibandingkan negara maju bisa mencapai US$100. Padahal, kesepakatanan penurunan emisis rumah kaca dilakukan oleh sebagian besar negara di dunia, dalam berbagai forum internasional.

TIIWG harus bermanfaat bagi pemulihan ekonomi dunia

Ilustrasi polusi pabrik. (ShutterStock/Tatiana Grozetskaya)

Menurutnya, forum TIIWG seharusnya dapat menghasilkan manfaat dalam mendorong pemulihan ekonomi dunia. Selain itu, berbagai rumusan kebijakan tata kelola pembangunan ekonomi global yang lebih kokoh, termasuk di sektor energi hijau atau energi baru terbarukan (EBT).

“Forum ini juga dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, memberikan perhatian yang kuat pada investasi yang menciptakan nilai tambah, sektor UMKM, dan mendorong ekonomi digital sebagai motor pembaharu ekonomi,” ujar Menteri investasi.

Topik besar yang dibahas dalam TIIWG

Ilustrasi bisnis berkelanjutan. Shutterstock/Miha Creative

Investasi hijau global masuk sebagai salah poin bahasan yang dibahas pertemuan Kedua TIIWG. Selain itu, pertemuan ini secara keseluruhan membahas tiga isu penting, seperti Reformasi WTO (World Trade Organization); Respon Perdagangan, Investasi, dan Industri terhadap Pandemi dan Arsitektur Kesehatan Global; serta Mendorong Investasi Berkelanjutan dalam rangka Pemulihan Ekonomi Global.

Sedangkan, pada pertemuan Pertama, TIIWG telah membahas tiga isu lainnya, yaitu Peran Sistem Perdagangan Multilateral untuk akselerasi pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs); Perdagangan Digital dan Rantai Nilai Global yang Berkelanjutan (Sustainable Global Value Chains/GVCs); serta Industrialisasi Inklusif yang Berkelanjutan melalui Industri 4.0.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia