BPOM Serahkan EUA Indovac, Vaksin Covid-19 yang Dibuat Penuh di RI

Produksi IndoVac dari hulu sampai hilir dibuat di Indonesia.

BPOM Serahkan EUA Indovac, Vaksin Covid-19 yang Dibuat Penuh di RI
Ilustrasi laboratorium produksi vaksin Bio Farma. (dok. Bio Farma)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM) menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat dari vaksin Covid-19 buatan Indonesia, yang dinamakan IndoVac.

Kepala BPOM, Penny K Lukito, mengatakan vaksin ini adalah Vaksin Merah Putih yang pertama diproduksi di Indonesia oleh PT Bio Farma. “Vaksin IndoVac menjadi vaksin Covid-19 pertama yang diproduksi secara lokal dari proses hulu hingga hilir,” ujarnya dalam jumpa pers pemberian UEA pada vaksin Covid-19 dalam negeri, Jumat (30/9).

Menurutnya, vaksin Indovac punya kandungan zat aktif rekombinan Receptor-Binding Domain (RBD) protein S virus SARS-Cov-2, merupakan vaksin COVID-19 dengan platform rekombinan protein subunit yang dikembangkan oleh PT Bio Farma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine, USA.

Sementara, EUA merupakan izin untuk pasokan medis (termasuk vaksin) dan obat-obatan selama keadaan darurat kesehatan masyarakat. BPOM, memegang peranan ini sebagai penjaga gerbang regulasi obat-obatan dan vaksin yang digunakan di dalam negeri. Dengan adanya EUA ini, vaksin Indovac dapat diberikan sebagai vaksinasi primer yang diberikan dalam dua dosis suntikan dengan interval 28 hari, untuk masyarakat berusia 18 tahun ke atas.

Evaluasi yang dilakukan

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nym.

Penny mengatakan, untuk mendapatkan EUA, BPOM sudah melakukan evaluasi pada aspek khasiat, keamanan, dan mutu vaksin Indovac. Hal ini dilakukan dengan mengacu pada standar evaluasi vaksin Covid-19 yang berlaku internasional, serta evaluasi terhadap pemenuhan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

“Vaksin tersebut juga sudah mendapatkan fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH),” kata Penny.

Pada tahap pertama, Bio Farma berencana memproduksi maksimal 20 juta dosis vaksin seri primer, sebelum dapat ditingkatkan lagi menjadi 40 juta dosis pada 2023 seiring dengan perluasan fasilitas produksi yang dilakukan perusahaan.

Pada tahun 2024, perusahaan dapat meningkatkan volume menjadi 100 juta dosis per tahun, tergantung pada permintaan dan kebutuhan di pasar.

Kemanjuran dan efek samping

ilustrasi vaksin (unsplash.com/Mufid Majnun)

Penny menjelaskan bahwa efikasi–tingkat kemanjuran–vaksin Indovac mengacu pada hasil uji imuno bridging pada uji klinik fase 3, menunjukkan antibodi netralisasi vaksin yang non-inferior dengan vaksin protein sub-unit pembanding (92,5% vs 87,09%). Dengan demikian, vaksin ini bekerja dengan cukup efektif.

Menurutnya, efek samping atau adverse events (AEs) dalam uji klinik Vaksin Indovac dilaporkan umumnya bersifat ringan. “Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah nyeri lokal dan nyeri otot (myalgia), yang kemunculannya sebanding dengan efek samping pada penggunaan vaksin rekombinan protein subunit pembanding yang sudah lebih dulu mendapatkan EUA,” kata Penny.

Tonggak sejarah baru vaksin

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir saat ditemui di Kementerian BUMN untuk berbincang dengan rekan media, Senin (22/8). (FORTUNE Indonesia/Eko Wahyudi).

Presiden Direktur PT Bio Farma, Honesti Baasyir, mengatakan keberadaan vaksin IndoVac adalah tonggak sejarah baru dalam sejarah vaksin di Indonesia. Pengembangan vaksin ini sudah dimulai sejak November 2021.

“IndoVac menggunakan platform teknologi vaksin, yang kompatibel dengan peralatan dan fasilitas kami di dalam pabrik kami. Platform teknologi untuk memproduksi vaksin rekombinan protein juga menawarkan manfaat lain: vaksin tersebut dapat diadaptasi ke dalam strain baru Covid-19,” ujarnya dalam keterangan di laman resmi Bio Farma, yang dikutip Fortune Indonesia, Jumat (30/9).

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M