Jakarta, FORTUNE – Belum lama ini startup finansial, Pluang, mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 10 persen karyawannya di tiga negara tempat mereka beroperasi, yakni Indonesia, singapura, dan India.
Co-Founder Pluang, Claudia Kolonas, mengatakan bahwa penyebab PHK ini adalah situasi makroekonomi yang dinilai tidak menentu, termasuk inflasi dan menurunnya daya beli. “Kami memastikan bahwa para karyawan terdampak mendapatkan kompensasi adil dan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan,” katanya dalam keterangan, Jumat (18/8).
Ada banyak faktor yang menyebabkan perusahaan startup mengalami PHK, bahkan tak jarang menghentikan seluruh operasinya. Berikut ini, Fortune Indonesia akan mengulas beberapa faktor yang menyebabkan PHK di startup mengutip dari duniafintech.com.
Sumber daya keuangan mulai terbatas
Perusahaan startup banyak yang mengandalkan pendanaan eksternal untuk berkembang. Hal ini sering kali menjadi penyebab maslah keuangan, terutama saat startup kesulitan dalam mendapatkan pendanaan lebih lanjut disertai pendapatan yang lebih rendah dari yang diharapkan
Maka, Salah satu solusi yang dipilih biasanya adalah pemangkasan biaya, termasuk PHK.
Strategi bisnis yang berubah
Startup biasanya belum memiliki satu pola bisnis yang permanen, mereka masih sering berevolusi dan menyesuaikan strategi bisnisnya sesuai dengan perubahan pasar dan peluang baru.
Hal ini bisa mengakibatkan restrukturisasi yang mengharuskan PHK dalam divisi atau posisi yang tidak lagi sesuai dengan arah baru perusahaan.
Pertumbuhan kinerja yang lambat dan tak sesuai harapan
Semua startup berharap akan tumbuh pesat dalam waktu singkat. Namun, jika pertumbuhannya lambat atau tidak sejalan dengan ekspektasi, perusahaan mungkin harus melakukan penyesuaian, termasuk melakukan PHK.
Kondisi pasar yang tak menguntungkan
Faktor eksternal seperti krisis ekonomi atau perubahan dalam tren pasar dapat memengaruhi kondisi bisnis startup. Hal inilah yang dihadapi oleh Pluang.
Kondisi pasar yang tidak sesuai harapan bisa mengakibatkan bisnis lesu, penurunan pendapatan atau keuntungan, memaksa perusahaan untuk melakukan pengurangan biaya, yang salah satunya melalui PHK.
Tekanan investor
Investor dalam perusahaan startup umumnya mengharapkan pengembalian investasi yang tinggi dalam jangka waktu tertentu, apalagi jika mereka merasa yang memiliki perusahaan. Jika perusahaan tidak memenuhi target pertumbuhan atau keuntungan, investor mungkin menekan perusahaan untuk melakukan tindakan tegas, termasuk PHK.
Pengalihan fokus
Startup kadang-kadang memutuskan untuk mengubah fokus atau mengalihkan sumber daya mereka ke proyek atau inisiatif baru. Hal ini dapat mengakibatkan restrukturisasi internal yang melibatkan PHK dalam divisi yang tidak lagi menjadi fokus utama.
Salah mengelola sumber daya
Terkadang, startup dapat mengalami kesalahan dalam pengelolaan sumber daya dan mengangkalkan sumber daya untuk inisiatif yang tidak memberikan hasil yang diharapkan.
Kesalahan tersebut sejatinya dapat diantisipasi sejak awal, namun ternyata masih banyak startup yang mengalami. Hal ini dapat memaksa perusahaan untuk mengambil tindakan keras, seperti PHK.
Beban keuangan berlebihan
Salah satu dampak dari berbagai permasalahan yang terjadi dalam perusahaan adalah pembengkakkan beban keuangan. Jika perusahaan mengambil terlalu banyak utang atau tidak mengelola dengan baik keuangan mereka, beban keuangan yang berlebihan dapat mengancam kelangsungan bisnis dan mengarah pada PHK.