INA Gandeng 2 BUMN Karya Teken Kerja Sama Investasi Jalan Tol Rp39 T

Kerja sama mencakup jalan tol Trans Sumatra dan Trans Jawa.

INA Gandeng 2 BUMN Karya Teken Kerja Sama Investasi Jalan Tol Rp39 T
Presiden Jokowi memberikan Penandatanganan Perjanjian oleh Indonesia Investment Authorithy (INA) di Gedung Djuanda I, Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta pada Kamis (14/4). (Dok. Setpres)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Indonesia Investment Authority (INA) menandatangani perjanjian kerja sama dengan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Hutama Karya dan Waskita Toll Road (anak usaha Waskita Karya) dengan nilai lebih dari Rp39 triliun. Perjanjian strategis ini mencakup pembangunan ruas jalan tol Trans Sumatra dan Trans Jawa.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pencapaian yang didapat oleh INA ini akan menumbuhkan kepercayaan para investor, baik dari dalam maupun luar negeri. “Banyak akan investasi masuk lewat INA, dan INA bisa nanti bekerja sama dengan BUMN maupun swasta yang kita harapkan akan memberikan efek ekonomi terhadap negara kita,” katanya pada acara Penandatangan Perjanjian Induk (HOA) INA dengan Hutama Karya dan Waskita Toll Road, Kamis (14/4).

Kerja sama perjanjian induk dengan Hutama Karya meliputi investasi bersama ruas jalan Tol Trans Sumatra, yakni Medan-Binjai sepanjang 17 kilometer (km), Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 141 km, dan Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 189.

Sementara, perjanjian dimulainya transaksi dengan Waskita Toll Road, meliputi dua ruas jalan tol Trans Jawa, yaitu tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 km dan Pajagan-Pemalang sepanjang 58 km.

Pembiayaan infrastruktur

Kendaraan melintas di Tol Trans Sumatera Ruas Binjai - Langsa Seksi 1 (Tol Binjai-Stabat), Stabat, Langkat, Sumatera Utara, Jumat (1/4). (ANTARAFOTO/Fransisco Carolio)

Jokowi mengatakan, dalam pembangunan infrastruktur, kerap ditemu kendala  pembiayaan, karena sebagian masiih bergantung penuh pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun, dengan hadirnya INA sebagai pengelola skema pembiayaan pembangunan infrastruktur, pembangunan dapat terus berjalan tanpa harus bergantung penuh pada APBN.

Tata kelola pembiayaan pembangunan infrastruktur yang dilakukan INA akan menimbulkan multiplier effect bagi ekonomi Indonesia. “Ini adalah sebuah alternatif, skema pembiayaan yang sebelumnya enggak pernah kita pikirkan, muncul, dan hari ini saya sangat senang telurnya pecah,” katanya.

Pembangunan infrastruktur meningkatkan daya saing

Suasana proyek pembangunan tol ruas Sigli-Banda Aceh seksi 5 Blang Bintang -Kuta Baro di Aceh Besar, Aceh, Senin (28/3). (ANTARAFOTO/Syifa Yulinnas)

Presiden Jokowi menegaskan bahwa infrastruktur sangat penting untuk menunjang perekonomian negara. Daya saing produk-produk yang diproduksi di Indonesia, menurutnya, akan sulit berkompetisi dengan negara lain apabila infrastruktur Indonesia tidak baik.

Jika sebelumnya, dalam kurun waktu 40 tahun Indonesia hanya mampu membangun 780 kilometer jalan tol, maka sejak tahun 2014 pemerintah terus mengakselerasi pembangunan jalan tol tak hanya di Jawa, tetapi juga di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

“Pak Menteri PU, sudah berapa kilometer yang dibangun dalam tujuh tahun ini? 1.900 kilometer. Yang sebelumnya 40 tahun, 780 kilometer,” ujarnya.

Sebagai contoh, dengan acuan biaya pembangunan jalan tol sebesar Rp90-110 miliar per kilometer, maka Tol Trans Sumatra dari Lampung hingga Aceh yang berjarak 2.900 km tentu butuh biaya yang sangat besar.

Oleh karena itu, kesepakatan transaksi INA dan dua BUMN akan memberikan dana segar bagi kelanjutan pembangunan jalan tol dalam Program Strategis Nasional (PSN).

Skema pembiayaan kreatif bantu efektifitas dan efisiensi APBN

Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyampaikan bahwa selama masa pandemi Covid-19, prioritas APBN terpaksa banyak mengalami perubahan, terutama untuk masalah kesehatan, bantuan sosial, serta pemulihan ekonomi nasional. Namun,  BUMN juga perlu terus mengakselerasi kinerjanya dalam pembangunan berbagai infrastruktur penunjang kemajuan ekonomi, khususnya yang terkait daya saing dan produktivitas.

Salah satu strateginya, dengan menginjeksikan dana segar melalui INA, bukan langsung dari APBN. “Dengan tata kelola yang mengikuti standar internasional, maka kita mampu menarik investasi ekuitas yang bersifat jangka panjang, yaitu melakukan investasi tidak untuk kemudian dilepas dalam jangka pendek,” katanya dalam acara yang sama.

Dengan skema ini, pembangunan Indonesia pun akan lebih stabil, karena pembiayaan INA bukan dalam bentuk utang maupun surat berharga. Indonesia mengembangkan pembiayaan kreatif dalam satu platform kredibel yang bisa bekerja sama dengan investor dari berbagai sumber.

Pembiayaan proyek yang dikelola INA bukan hanya jalan tol

Ilustrasi jalan bebas hambatan. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

CEO INA, Ridha Wirakusumah, mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus menggalang investasi, tidak hanya terkait jalan tol, tapi juga di sektor lain, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan berdampak positif pada pembangunan berkelanjutan.

“Kami juga akan ada rencana untuk melakukan kerja sama di pelabuhan, lalu juga di geotermal, dan di healthcare, dan beberapa proyek lainnya. Jadi, kelihatannya tahun ini mungkin akan ada beberapa proyek yang bisa kita investasikan untuk supaya juga bisa membantu pembangunan Indonesia secara sustainable,” ujar Ridha.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar