Kemenkeu: UMKM Mampu Serap 69,42% Investasi dan 90% Tenaga Kerja

UMKM jadi tulang punggung perekonomian nasional.

Kemenkeu: UMKM Mampu Serap 69,42% Investasi dan 90% Tenaga Kerja
Ilustrasi UMKM dengan produk sepatu lokal. (Dok. Kemenkeu)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan bahwa sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) jadi kekuatan perekonomian Indonesia. Sektor ini mampu menyerap 69,42 persen total investasi nasional sekaligus 90 persen tenaga kerja.

Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara Kemenkeu, Oza Olivia, mengatakan bahwa di tengah ketidakpastian global, sektor UMKM dapat jadi penentu kebangkitan ekonomi nasional. “Ketika UMKM menunjukkan geliat aktivitas, ekonomi nasional akan bangkit, karena jumlahnya sangat signifikan,” ujarnya seperti dikutip dari Antaranews, Rabu (19/10).

Menurutnya, geliat UMKM bisa jadi indikator ketahanan ekonomi nasional. Dengan demikian, keberadaan UMKM cukup penting dalam pengelolaan perekonomian negara, sekaligus menjadi tulang punggung yang menjaga masyarakat di tengah gejolak perekonomian dunia yang semakin tak menentu.

Upaya yang dilakukan Kemenkeu

UMKM kerajinan gelas kayu. (dok. Kemenkeu)

Untuk itu, sejumlah upaya pun sudah dilakukan oleh Kemenkeu, terutama yang terkait dengan masalah pembiayaan. “Ada program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang cukup panjang perjalanannya. Dari tahun 2015 hingga kini, sudah digelontorkan lebih dari Rp1.200 triliun pada dua program tersebut,” ujarnya.

Selain itu, ada fasilitas fiskal serta kemudahan ekspor bagi industri kecil menengah (IKM) yang hanya dikenai pajak hanya 0,5 persen dari PPH final dengan batasan Rp4,8 miliar. Kemenkeu juga memberikan insentif fiskal untuk UMKM pribadi yang nilainya di bawah Rp500 juta dengan tidak dikenai pajak.

Dukungan berbagai pihak

Salah satu booth UMKM dalam gelaran Forum G20 di Indonesia. (dok. Kemenkeu)

Dalam mendukung daya saing UMKM di tengah ketidakpastian global, butuh dukungan berbagai pihak di sejumlah lapisan mulai dari pemerintah daerah, kementerian/lembaga, dan para pemangku kepentingan lainnya.

Kolaborasi, memberikan manfaat dan hasil yang jauh lebih baik lagi, mengingat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bagi sektor UMKM sudah cukup besar.

“Kami ingin UMKM bisa naik kelas menembus pasar ekspor. Untuk itu, saat ini Kemenkeu juga sedang berkoordinasi dengan kedutaan Indonesia di luar negeri, untuk bagaimana caranya bisa mendukung dalam hal pemasaran ekspor,” ucapnya.

Tulang punggung ekonomi nasional

Pengunjung melihat produk kreatif saat acara Sekati Ing Mall 2021 di Mal Malioboro, Jumat (15/10/2021). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/aww.

Deputi Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Made Ayu Marthini, menyampaikan kreativitas para pelaku UMKM adalah tulang punggung perekonomian nasional dalam menghadapi gejolak dunia yang menantang dan menimbulkan banyak ketidakpastian.

Menurutnya, dukungan pemerintah bagi UMKM secara berkelanjutan bisa menjadi penguat sektor mikro ekonomi di tengah badai ketidakpastian yang terjadi. “Kalau UKM bisa bertahan dan ada pemasukan, maka inflasi bisa dikendalikan. Harga naik adalah keniscayaan, namun yang penting adalah keterjangkauannya (di tingkat masyarakat),”katanya. 

Made optimistis Indonesia bisa bertahan dalam kondisi ketidakpastian global dengan aktivitas ekonomi yang bisa diandalkan. Selain itu, menurutnya harga-harga komoditas dunia pun masih bagus.

Balance of trade, neraca perdagangan kita masih bagus dan positif,” ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M