KSP: Ekonomi Sirkular Jadi Kunci Transformasi Hijau Sektor Industri

Ekonomi sirkular ramah lingkungan dan bernilai ekonomi.

KSP: Ekonomi Sirkular Jadi Kunci Transformasi Hijau Sektor Industri
Ilustrasi Circular Economy. (ShutterStock/Lemonsoup14)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Agung Krisdiyanto, mengatakan ekonomi sirkular bisa menjadi kunci transformasi ekonomi hijau sektor industri di Indonesia.

Industri yang menerapkan ekonomi sirkular akan mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah. “Ekonomi sirkular menjadi jawaban dunia industri untuk green economy, sustainable development goals (SDGs), dan komitmen terhadap keslestarian lingkungan hidup,” ujarnya dalam keterangan saat meverifikasi PT Fajar Surya Wisesa, Kamis (14/7).

Menurutnya, konsep ini sebenarnya sudah diadopsi Indonesia dalam visi dan strategi pembangunan, terutama pada lima sektor industri, seperti makanan minuman, konstruksi, elektronik, tekstil, dan plastik. Bahkan, pemerintah memasukkan ekonomi sirkular sebagai salah satu prioritas pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Keuntungan ekonomi sirkular

Ilustrasi keuangan hijau. (Pixabay/Orlandow)

Agung memaparkan bahwa penerapan ekonomi sirkular akan memberi banyak keuntungan bagi sektor industri, mulai dari efisisensi bahan baku, peningkaan produksi barang yang bisa didaur ulang, pengurangan sampah illegal dan emisi, serta penciptaan lapangan kerja baru.

Berdasarakan studi Bappenas 2021, kata Agung, implementasi ekonomi sirkular dapat menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru dan berpotensi menambah PDB hingga Rp642 triliun pada 2030.

“Jadi, sudah saatnya sektor industri kita mengubah konsep ekonomi linear menjadi sirkular,” ujarnya.

Penerapan ekonomi sirkular adalah keharusan

Kertas daur ulang. (Pixabay)

Direktur PT Surya Fajar Wisesa, Yustinus Kusumah, mengakui bahwa penerapan konsep ekonomi sirkular di sektor industri, khususnya manufaktur, menjadi sebuah keharusan. Tak hanya berdampak untuk lingkungan, namun untuk menjaga perusahaan di posisi terdepan dalam persaingan bisnis.

Fajar Surya yang bergerak di bidang produksi kertas kemasan telah menggunakan bahan baku kertas daur ulan. Sebanyak 30 persen produksinya dieskpor ke sejumlah negara. “Kami terus mengoptimalkan industri yang dalam proses produksinya memprioritaskan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan,” tuturnya.

Indonesia gencar terapkan ekonomi sirkular

Ilustrasi sampah plastik/Pixabay

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa konsep ekonomi sirkular terkait dengan perubahan cara pandang pada limbah dan sampah sebagai sesuatu yang berdaya guna bahkan, bisa dimanfaatkan sebagau sumber ekonomi.

“Indonesia sekarang sedang giat-giatnya menggerakka ekonomi sirkular. Memang menjadi salah satu cara bagaiman kita mengurangi beban lingkungan dari pencemaran,” ujar Rosa Vivien Ratnawati, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya KLHK, (14/6).

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity