Harga Pakan Melonjak, Harga Daging Ayam dan Telur Fluktuatif

Kondisi ini dinilai dapat merugikan para peternak ayam.

Harga Pakan Melonjak, Harga Daging Ayam dan Telur Fluktuatif
Pedagang daging ayam melayani pembeli di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Selasa (7/6). (ANTARAFOTO/Asep Fathulrahman)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Lonjakan harga pakan ternak yang sebagian bahan bakunya masih diimpor, menyebabkan harga komoditas daging ayam dan telur berfluktuasi hingga cenderung naik.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Perekonomian, Musdhalifah Machmud, mengungkapkan tidak menentunya harga ini berdampak pada para peternak yang mengalami rugi berkepanjangan.

“Akibat fluktuasi harga LB (Live Bird) ayam ras daging. Fluktuasi harga telur ayam ras, tren kenaikan harga pakan pada waktu tertentu juga terjadi kelangkaan DOC (Day Old Chick) ayam ras,” ujarnya dalam diskusi daring Indonesian Poultry Business Forum, Rabu (8/6).

Ia menilai bahwa situasi yang tengah terjadi ini perlu menjadi perhatian, mengingat komoditas peternakan–dalam hal ini perunggasan–sangat berpengaruh bagi perekonomian. Rantai bisnis komoditas ini sangat berperan dalam ekonomi masyarakat, mulai dari hulu hingga hilir.

Gambaran kenaikan harga yang terjadi

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/aww.

Musdhalifah mengungkapkan bahwa pada tingkat peternak, rata-rata ayam hidup (Live bird/LB) per 4 Juni, harganya mencapai Rp21.700 per kilogram. Sedangkan telur ayam ras di tingkat peternak, pada kurun waktu yang sama juga naik mencapai Rp25.700 per kilogram.

“Sementara harga di tingkat konsumen per 6 juni harga daging ayam Rp38.000 per kilogram dan telur mencapai Rp29.000 per kilogram,” kata Musdhalifah.

Bahan baku dan iantangan industri perunggasan

ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/rwa.

Tantangan yang dialami industri perunggasan saat ini, muncul akibat beberapa hal. Misalnya, bahan baku pakan strategis–seperti jagung–yang masih harus impor dan pasokan yang masih belum stabil. Padahal, 50 persen bahan pakan ternak unggas adalah jagung.

Diketahui, harga jagung saat ini sudah naik jadi sekitar Rp6.000 per kg. Harga tersebut bahkan lebih tinggi dari harga acuan pembelian di tingkat konsumen sesuai Permendag no.7/2020 di angka Rp4.500 per kg.

“Tantangan tersebut masih diperkaya dengan adanya preferensi konsumsi masyarakat Indonesia yang lebih memilih daging ayam segar, dibandingkan daging beku. Selain itu juga belum adanya verifikasi dan validasi data perunggasan nasional yang terintegrasi,” tutur Musdhalifah.

Peluang dari surplus daging ayam ras

ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Koordinator Unggas dan Aneka Ternak Kementerian Pertanian, Iqbal Alim, menyampaikan bahwa kebutuhan daging ayam ras 2022 telah mencapai surplus. “Dengan neraca 21,507 persen plus ini ke depan sebagai menutupi untuk semua, jangan sampai kita kekurangan untuk ke depannya,” ucap Iqbal dalam acara diskusi tersebut.

Oleh karena itu, surplus ini bisa juga jadi peluang bagi para pengusaha dan peternak ayam untuk melakukan ekspor. Menurutnya, beberapa waktu belakangan ini, Singapura membutuhkan pasokan komoditas ayam ras untuk kebutuhan dalam negerinya. Apalagi, Malaysia yang selama ini jadi pemasok utama daging ayam ras ke Singapura, saat ini sedang melakukan penghentian ekspor sementara.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi