Memahami Pengertian Teori Investasi Keynesian

Teori Keynesian muncul abad ke-20 dari John Maynard Keynes.

Memahami Pengertian Teori Investasi Keynesian
Ilustrasi investasi. (Pixabay/Tumisu)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pemerintah memberi perhatian mendalam terkait investasi sebagai salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia di tengah tantangan dan ancaman resesi dunia tahun depan. Untuk mendalami dan mengenal investasi, ada beberapa teori yang dikenal salah satunya Keynesian.

Sebelum beranjak pada pembahasan sejarah dan pengertian Keynesian, kita perlu memahami dahulu mengenai arti investasi. Menurut laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan.

Meski berorientasi pada keuntungan, namun kegiatan investasi selalu berhadapan dengan ketidakpastian yang berkait dengan berbagai faktor risiko dan return. Maka dari itu, risiko dari investasi perlu dipahami dan dikelola, sehingga tidak menimbulkan kerugian  ketika mengharapkan pengembalian keuntungan.

Salah satunya adalah dengan mempelajari teori yang dikemukakan berbagai ahli, seperti John Maynard Keynes yang dikenal sebagai ahli ekonomi dan pencetus teori Keynesian atau Keynesianisme.

Keynesianisme

ilustrasi investasi (pexels.com/Joslyn Pickens)

Melansir laman landx.id, Teori Keynesian diterapkan berdasarkan ide ekonomi di Inggris pada abad ke-20. Maynard Keynes memperkenalkan suatu ekonomi campuran baik negara dan sektor swasta memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Teorinya menyatakan adanya kecenderungan ekonomi makro yang memengaruhi perilaku individu dalam ekonomi mikro.

Keynes meyakini, masalah ekonomi merupakan permasalahan kompleks, tidak bersifat khusus maupun terpisah seperti pemahaman teori ekonomi laissez faire. Ia yakin bahwa pengetahuan mengenai ilmu ekonomi tidak hanya berkaitan dengan uang meskipun uang merupakan penggerak kegiatan ekonomi.

Campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi ini diharapkan dapat mengelola permintaan konsumen melalui kebijakan yang dikeluarkan atau pajak, sehingga nantinya bisa mencegah inflasi dan pengangguran.

Teori investasi Keynesian

Khakimullin Aleksandr/Shutterstock

Teori Keynesian memandang bahwa keputusan investasi diambil dengan membandingkan Marginal Efficiency of Capital (MEC) dengan tingkat bunga riil. MEC adalah keuntungan yang akan diperoleh dari penanaman modal. Semakin tinggi tingkat bunga, maka semakin menurun investasi.

Keuntungan yang diharapkan dalam teori investasi Keynes disebut dengan MEC, karena jika keuntungan yang diharapkan MEC lebih besar dari tingkat bunga maka investasi bisa dilakukan. Sebaliknya, jika MEC lebih kecil dari tingkat bunga, maka investasi tidak bisa dilakukan. Kemudian, jika MEC setara dengan tingkat bunga, investasi bisa dilaksanakan, bisa juga tidak.

Uraian di atas menerangkan tentang sifat hubungan besarnya investasi dengan suku bunga. Maka dari itu, investasi Keynes menunjukan jumlah atau banyaknya sebuah investasi tidak tergantung pada satu faktor pengembalian, melainkan dipengaruhi oleh biaya modal atau tingkat bunga.

Konsep MEC dari investasi menunjukan mengenai sifat hubungan antara besarnya investasi yang akan dilakukan dengan suku bunga. Terdapat hubungan terbalik antara suku bunga dengan jumlah tingkat investasi dalam perekonomian untuk memperhitungkan perubahan harga.

Faktor yang memengaruhi

Dok. Shutterstock/SEVENNINE_79

Berikut ini adalah sejumlah faktor yang memengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi, merujuk pada teori investasi Keynesian:

  1. Rasa optimis muncul ketika individu atau perusahaan mengetahui kondisi masa depan dan berani untuk melakukan investasi dan berdampak pada keuntungan yang diperoleh nantinya.
  2. Tingkat supply dan demand saling mempengaruhi. Maka dari itu, akan mempengaruhi kondisi investasi karena adanya permintaan naik ketika laju ekonomi sedang meningkat dan berpengaruh untuk pertumbuhan ekonomi pada negara.
  3. Meningkatnya modal saham publik menyebabkan produk hasil marginal menurun. Hal itu mengurangi nilai MEC karena produk hasil marginal adalah output tambahan yang diperoleh perusahaan dengan tambahan satu unit modal.
  4. Perkembangan teknologi yang menguntungkan dan bergerak positif akan memengaruhi investasi meskipun tingkat bunga tetap.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M