Menelaah COGS, Pengertian dan Manfaatnya Dalam Bisnis

Biaya tidak langsung di luar produksi tidak termasuk COGS.

Menelaah COGS, Pengertian dan Manfaatnya Dalam Bisnis
Ilustrasi Harga Pokok Penjualan. (Pixabay/Steve Buissinne)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Dalam dunia bisnis, sering terdenger istilah Cost of Goods Sold atau  COGS. Istilah ini mengacu pada beberapa biaya yang harus diperhitungkan dalam bisnis, bisa berupa modal, biaya produksi, harga jual, sampai perawatan dan pembaruan peralatan bisa diperlukan. 

Menurut laman Investopedia, COGS adalah biaya langsung untuk memproduksi barang yang dijual oleh perusahaan, termasuk biaya bahan baku dan tenaga kerja yang langsung digunakan untuk membuat barang tersebut. Sedangkan untuk biaya tidak langsung, seperti biaya distribusi atau biaya tenaga penjualan, tidak masuk dalam komponen COGS.

Di Indonesia, COGS juga dikenal sebagai Harga Pokok Penjualan (HPP). Komponen ini dibutuhkan untuk mendapatkan perhitungan laba kotor. Caranya, adalah dengan mengurangi pendapatan dengan komponen HPP tersebut. Laba kotor sendiri adalah ukuran profitabilitas yang mengevaluasi seberapa efisien perusahaan dalam mengelola tenaga kerja dan persediaannya dalam proses produksi.

Dengan mengatahui HPP, maka laba perusahaan pun dapat diperkirakan. Jika HPP meningkat, maka laba bersih akan menurun, begitu juga sebaliknya. Dengan demikian, setiap usaha biasanya akan menjaga COGS tetap serendah mungkin, demi keuntungan yang tinggi.

Manfaat perhitungan COGS

ilustrasi makanan (unsplash.com/Katarzyna Pracuch)

Secara umum, beberapa manfaat yang ddidapatkan dengan perhitungan COGS adalah sebagai berikut:

  1. Dapat menentukan harga jual
    COGS adalah acuan awal saat menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada konsumen. Bila COGS sudah didapatkan, maka produsen tinggal menentukan keuntungan yang ingin didapat dari setiap penjualan.
  2. Bisa memantai realisasi biaya produksi
    Dari COGS, kita akan mendapatkan perhitungan biaya produksi secara standar. Hal ini bisa digunakan untuk memantau apakah dalam proses produksi berikutnya masih sesuai atau tidak.
  3. Membantu hitungan laba-rugi
    Jika harga jual lebih besar dari COGS, maka perusahaan akan mendapatkan laba. Sebaliknya, jika harga jual lebih rendah dari COGS maka usaha akan mengalami kerugian.

Cakupan COGS

ilustrasi kerajinan (unsplash.com/Artem Beliaikin)

Untuk bisa memahami lebih dalam lagi tentang COGS, kita perlu tahu komponen apa saja yang termasuk di dalam penghitungannya. Berikut ini adalah cakupan biaya yang termasuk dalam komponen COGS:

  1. Inventory
    Biasa dikenal juga sebagai stok persediaan barang. Untuk bisa tahu biaya inventory pada COGS, kita dapat melihat dari persediaan awal yang ditambahkan dengan pembelian barang dagang saat periode sedang berjalan lalu adalah dikurangi sisa persediaan akhir barang.
  2. Tenaga kerja langsung
    Direct labour cost adalah biaya atau upah yang dibayarkan kepada karyawan oleh perusahaan yang terlibat secara langsung dalam proses produksi barang dagang. Disebut tenaga kerja langsung karena besaran upah karyawan tergantung berapa banyak produk yang dihasilkan.
  3. Overhead
    Biaya ini merupakan biaya di luar inventory dan tenaga kerja langsung. Biaya ini juga mencakup berbagai biaya tidak langsung, seperti biaya depresiasi, pemeliharaan, pengemasan, ongkos kirim, sampai biaya penyusutan gedung.

Rumus COGS

ilustrasi reseller (unsplash.com/Clark Street Mercantile)

Faktor yang menentukan COGS adalah persediaan awal barang, pembelian, biaya angkut pembelian, retur, hingga pengurangan harga dan potongan pembelian (untuk mendapatkan angka pembelian bersih). Sehingga, untuk memperoleh COGS, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

COGS total = Persediaan awal + Pembelian bersih – Persediaan akhir

Sebagai ilustrasi, persediaan awal inventory adalah sebesar Rp500.000, sementara pembelian bersih yang diperoleh (setelah mengurangi biaya angkut, retur, sampai potongan dari pembelian) adalah Rp10.000.000. Kemudian, saldo akhir persediaan adalah Rp8.500.000. Maka, COGS dapat dihitung dengan rumus

COGS = Rp500.000+Rp10.000.000-Rp8.500.000
COGS = Rp2.000.000

Sementara, untuk mendapatkan COGS per produk satuan bisa dengan membagi angka ini dengan produk yang dihasilkan. Katakanlah, COGS total sebesar Rp2.000.000 itu adalah untuk 1.000 unit, maka per unitnya memiliki biaya produksi Rp1.000. Bila dijual dengan harga Rp2.000 per unit, maka kita masih akan mendapatkan laba sebesar Rp1.000 per unit atau sekitar 100 persen keuntungan.

Itu tadi beberapa ilustrasi dan pengertian mengenai COSG. Semoga dapat membantu bagi yang sedang memulai bisnis. 

Related Topics

COGSBisnis

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Pialang Adalah: Pengertian, Tugas, dan Cara Kerjanya
Harga Eceran Tertinggi (HET): Pengertian dan Aturannya
United Tractors (UNTR) Bagi Dividen Rp5,7 Triliun, Ini Tanggalnya
DANA Gandeng Microsoft Integrasikan Teknologi AI Dalam Bisnis
Tips Keluar Memutus Rantai Jebakan Generasi Sandwich
Sido Muncul Bukukan Kenaikan Laba Bersih Hingga Rp390 Miliar