Prinsip Pareto: Pengertian, Penerapan, Manfaat, dan Diagram

80 persen konsekuensi berasal dari 20 persen penyebab.

Prinsip Pareto: Pengertian, Penerapan, Manfaat, dan Diagram
Ilustrasi prinsip Pareto. (Unsplash/AustinDistel)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Dalam dunia bisnis, Anda sepatutnya mengenal tentang Prinsip Pareto, terutama dalam menganalisa kendala yang terjadi untuk mendapatkan solusi terbaik. Di sini, Anda akan memahami terlebih dahulu konsep apa itu Prinsip Pareto sebelum membahas pengaplikasian dan manfaatnya terhadap bisnis. Simak selengkapnya di bawah ini!

Apa itu Prinsip Pareto?

ilustrasi berbicara bisnis (unsplash.com/ Christina)

Menurut Investopedia, Prinsip Pareto adalah pengamatan bahwa hal-hal dalam hidup tidak selalu didistribusikan secara merata. Prinsip ini juga dikenal sebagai ‘aturan 80/20’ yang menyatakan bahwa 80 persen konsekuensi berasal dari 20 persen penyebab, menegaskan hubungan yang tidak setara antara input dan output.

Prinsip Pareto ditemukan oleh seorang ekonom Italia bernama Vilfredo Pareto, pada 1906. Hasil telaahnya menemukan fakta bahwa 80 persen tanah di Italia hanya dimiliki oleh 20 persen orang di negara tersebut. Kesimpulan dari penelitiannya menyebut: distribusi kekayaan tidak proporsional ini sama dengan yang terjadi di seluruh Eropa.

“Sekitar 20 persen teratas dari populasi suatu negara menyumbang sekitar 80 persen dari kekayaan negara atau total pendapatan,” demikian bunyi definisi 80/20 Pareto. 

Penerapan dalam bisnis

ilustrasi membahas bisnis (unsplash.com/Jason Goodman)

Selang waktu berjalan, aturan 80/20 Pareto pun dikembangkan oleh seorang ahli teori bisnis Rumania-Amerika, Joseph Juran, menjadi Pareto's Principle of Unequal Distribution atau Prinsip Pareto Distribusi Tidak Sama.

Ia memperluas Prinsip Pareto ke dunia bisnis, terutama dalam pengamatan di departemen kontrol kualitas, di mana sebagian besar cacat produksi disebabkan oleh sebagian kecil penyebab segala cacat.

Jadi, dengan perluasan, 80 persen dari masalah disebabkan oleh 20 persen dari cacat; implikasi dari pekerjaan Juran adalah jika Anda fokus memperbaiki 20 persen itu, maka Anda bisa memberi dampak besar dengan sedikit usaha.

Manfaat Prinsip Pareto

Ilustrasi menyusun target pasar (pexels.com/Fauxels)

Menukil situs akseleran, terdapat beberapa manfaat yang bisa didapatkan oleh sebuah bisnis yang menerapkan Prinsip Pareto. Hal ini berguna dalam merencanakan strategi atau memperbaiki masalah yang sedang dihadapi oleh suatu bisnis. Misalnya, dengan mengimprovisasi 20 persen masalah terpenting, bisa membuat perusahaan berkembang hingga 80 persen.

Berikut ini adalah beberapa manfaat Pareto yang didapatkan.

1. Meningkatkatkan produktivitas

Prinsip Pareto bisa membantu perusahaan fokus pada area yang membutuhkan sumber daya dan upaya demi mencapai efisiensi. Artinya, perusahaan hanya perlu fokus pada 20 persen aspek penting sehingga dapat memberikan 80 persen hasil yang diharapkan.

2. Meningkatkan keuntungan

Keuntungan perusahaan akan meningkat jika fokus pada area yang paling potensial. Melalui Prinsip Pareto, perusahaan bisa mengidentifikasi dan menentukan area bisnis yang digarap. Pemilik usaha juga dapat mengetahui titik yang harus difokuskan akan mendorong tingkat profitabilitas.

3. Memperluas pemasaran

Dengan analisis yang didasarkan pada Prinsip Pareto, perusahaan bisa memperluas wilayah pemasarannya. Perusahaan juga bisa memaksimalkan strategi yang dimiliki untuk membuat calon konsumen lebih tertarik.

4. Mengidentifikasi masalah

Prinsip Pareto akan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi masalah yang terjadi pada perusahaan dan mengurutkannya secara prioritas. Dengan demikian, dari masalah yang mungkin hanya 20 persen, dampak positif pada perusahaan bisa mencapai 80 persen. Strategi ini memungkinkan perusahaan menggunakan pendekatan yang paling tepat sehingga masalah diselesaikan secepat mungkin.

5. Mengembangkan layanan konsumen

Manfaat lain dari Prinsip Pareto adalah meningkatkan layanan kepada para pelanggan. Hal ini terkait dari improvisasi sekitar 20 persen layanan atau produk, namun bisa memuaskan 80 persen pelanggan yang mungkin sebelumnya mengeluh.

Analisis dan diagram Pareto

Contoh diagram Pareto. (Wikimedia Commons)

Dalam analisis yang didasarkan pada Prinsip Pareto, gagasan yang ditekankan adalah bahwa 80 persen manfaat proyek dapat dicapai dengan melakukan 20 persen pekerjaan. Sebaliknya, 80 persen masalah dapat ditelusuri hingga 20 persen penyebabnya. Dengan kata lain, analisis Pareto adalah teknik untuk memperoleh fakta-fakta yang diperlukan demi menetapkan prioritas.

Dalam penerapannya, analisis Pareto akan terbantu dengan diagram Pareto. Untuk membuatnya, Anda perlu mengumpulkan data yang terkait dengan permasalahan untuk dianalisis, mencakup jenis masalah, cara pengukuran, dan waktu diagram. Kemudian, Anda bisa melakukan identifikasi yang lebih detail, misalnya tentang tingkat keparahan kerusakan dan penyebabnya.

Setelah itu, Anda bisa mengejawantahkannya dalam sebuah diagram yang memadukan tampilan batang dan garis. Hasil yang ditampilkan dalam diagram akan menunjukkan mana masalah yang perlu diselesaikan lebih dulu dan mana yang membutuhkan waktu lama dalam penyelesaiannya. Dengan demikian, efektivitas penyelesaian masalah pun bisa berdampak maksimal pada kinerja perusahaan.

Biasanya, analisis Pareto digunakan oleh manajer bisnis, yang pendekatannya biasanya melibatkan melakukan analisis statistik, seperti analisis sebab dan akibat, untuk menghasilkan daftar masalah potensial dan hasil dari masalah ini.

Itulah penjelasan lengkap mengenai apa itu Prinsip Pareto yang harus diketahui. Semoga membantu.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
TDS 3 in Jakarta: NCT Dream, Sebuah Ikon Pertumbuhan
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Ulang Tahun ke-22, Starbucks Indonesia Donasi Rp5 Miliar ke Gaza
Perkuat Ekosistem Kuliner Jepang, J Trust Gandeng Kushikatsu Daruma
Saat Bos Starbucks Bicara Persaingan dengan Brand Kopi Lokal