Siasat Bisnis Erigo Hadapi Tantangan Perubahan Perilaku Konsumen

Erigo siapkan stok masif hadapi perubahan perilaku konsumen.

Siasat Bisnis Erigo Hadapi Tantangan Perubahan Perilaku Konsumen
CEO Erigo, Muhammad Sadad, saat berkunjung ke IDN Media. (Fortuneidn/Bayu)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Perusahaan fesyen lokal, Erigo, mengungkapkan beragam tantangan yang dihadapi bisnisnya ke depan, salah satunya perubahan perilaku konsumen. Perusahaan akan memasang sejumlah strategi, dengan menyeimbangkan proporsi penjualan online dan offline.

CEO Erigo, Muhammad Sadad, mengatakan pada saat pandemi Covid-19, orang sangat mengandalkan sistem online pada saat ingin berbelanja. Namun, dengan melandainya kasus dalam beberapa waktu belakangan, penjualan offline kembali diminati dan perlahan naik lagi. “Jadi, tantangan paling berat adalah bagaimana menyiasati perubahan perilaku konsumen,” ujarnya saat berkunjung ke kantor IDN Media, Selasa (30/8).

Meski saat ini penjualan offline kembali marak, namun kondisinya tidak sama seperti pra-pandemi. Orang yang sudah terbiasa online, kata Sadad, cenderung memiliki kebiasaan untuk mencoba cek barang yang diinginkan secara online, sebelum akhirnya memutuskan offline.

“Tantangan yang paling membingungkan adalah berapa nih porsi yang harus kita stock up. Kalau tahun lalu, untuk online aja semua, tapi tahun ini bingung kalo tarik barang ke inventory, online-nya gimana, online kebanyakan takutnya malah nggak kemakan (terjual),” ujar Sadad.

Strategi Omnichannel

Sejumlah selebritis Indonesia yang mendukung Erigo dalam NYFW 2021. (IG @Sadadd)

Sadad mengatakan, strategi omnichannel adalah salah satu solusi yang bisa diterapkan untuk menghadapi perubahan perilaku konsumen dari sebelum pandemi dan sesudahnya. Namun, strategi ini baru bisa diterapkan pada dua tahun mendatang.

Meski saat ini Erigo memang mempunyai beberapa gerai khusus, namun perusahaan masih mengandalkan pop up store–gerai sementara–namun dalam jangka waktu lebih dari enam bulan.

“Kita lagi cek pasar juga, tapi jujur kami kangen lebaran karena lebaran kemarin penjualan sampai kewalahan, tapi sayang stok online kami masih agak ketarik,” ujarnya.

Perbanyak stok

Muhammad Sadad dan karyawan Erigo. (Instagram @Sadadd)

Strategi Erigo dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen yang tidak menentu adalah dengan memperbanyak stok barang. Hal ini dinilai cukup membantu, khususnya dalam memenuhi permintaan online maupun offline.

“Saya pikir, masih ada market yang belum tersentuh, tapi cara jualnya offline. Kalau online, susahnya orang dengan satu jempol pindah ke toko lain, tapi kalau offline, berapa toko sih yang dimasukkin. Jadi, memang perilakunya yang berubah,” kata Sadad. “Makanya saya percaya, stok lagi aja yang banyak.”

Erigo menjalankan pabrik sendiri untuk memasok 5-10 persen produknya. “Sisanya outsource aja. Capek untuk ngurusin manpower, untuk ngurusin pabrik nggak gampang,” katanya.

Meski demikian, quality control jadi sesuatu yang diprioritaskan, terutama sejak memilih rekanan atau vendor yang diajak kerja sama. “Kita memang punya standar, tapi mereka harus punya standar yang lebih tinggi duluan,” katanya.

Rencana ke depan

Logo Erigo. (Erigo)

Sadad pun membeberkan rencanaya menggandeng peritel offline untuk memperkuat channel penjualan, seperti yang perusahaan lakukan dengan menggandeng Matahari Department Store. Kerja sama dengan salah satu department store besar di Indonesia ini diyakini akan menguntungkan.

“Ini karena kami melihat Matahari punya 150 toko,” katanya.

Saat ini, produk paling laris dari Erigo adalah produk desain bertema Jepang. Namun, tidak akan diperpanjang, karena setiap brand sekarang mengeluarkan tema yang sama. “Mungkin dalam waktu dekat, kami akan mengambil tema yang lebih menonjolkan kesederhanaan, namun dikemas dengan beberapa grafis menarik,” ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar