Sejumlah Emiten Dapat Berkah Piala Dunia 2022

Emiten penyiaran dan consumer goods berpeluang dapat untung.

Sejumlah Emiten Dapat Berkah Piala Dunia 2022
The FIFA Club World Cup Qatar Trophy/Fifa.com
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Piala Dunia 2022 resmi dibuka di Qatar. Meski gaungnya relatif tak seheboh gelaran di periode sebelum-sebelumnya, namun Piala Dunia yang konon jadi termahal di sepanjang sejarah. Sejumlah emiten dan sektor bisnis disebut mendapat berkah dari ajang sepak bola akbar yang diselenggarakan empat tahun sekali ini. Siapa saja mereka? 

Senior Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji, mengatakan Piala Dunia 2022 jadi momentum besar bagi kebangkitan emiten di sektor media, khususnya perusahaan yang memegang hak siar Piala Dunia, seperti PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) malalui platform Vidio.com miliknya.

Tingginya animo masyarakat Indonesia terhadap acara-acara olahraga internasional, semacam Piala Dunia. “Animo masyarakat sudah cukup terlihat saat adanya pertandingan persahabatan dengan klub – klub atau pemain dari luar negeri yang datang ke Indonesia. Sehingga, dampaknya akan positif ke emiten media,” katanya dalam keterangan, Minggu (20/11).

Dengan demikian, kata Nafan, momentum tersebut bisa dimanfaatkan untuk mendulang keuntungan dari pendapatan iklan karena platform media tersebut jadi semacam ceruk  pasar yang potensial dan banyak digunakan selama perhelatan piala dunia. 

Barang konsumsi

Ilustrasi Piala Dunia 2022/Fifa.com

Tak hanya itu, Nafan memperkirakan dampak positif dirasakan emiten barang konsumsi atau consumer goods. Perusahaan ini berlomba meningkatkan belanja iklan di media yang memiliki hak siar Piala Dunia 2022. Penayangan iklan terus menerus akan mendorong permintaan konsumen akan produk tersebut. 

Dengan demikian, emiten media kebanjiran iklan, para pengiklan juga kebanjiran permintaan karena potensi pasar yang begitu besar menyaksikan Piala Dunia 2022. “Permintaan tersebut juga akan mengerek naik kinerja emiten konsumer,” kata Nafan.

Peningkatan penerbangan

Qatar Airways, Airbus A380. Shutterstock/M101Studio

Selain dari bisnis media dan barang konsumsi, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengungkapkan bahwa menjelang Piala Dunia 2022, penerbangan pesawat dari Indonesia ke Qatar melonjak hampir 100 persen dibandingkan periode biasanya. Hal tersebut bisa menjadi salah satu katalis bagi bisnis maskapai penerbangan. 

Meski demikian, Wakil Ketua Asita, Budijanto Ardiansjah, mengatakan dengan harga hotel dan transportasi yang sangat tinggi, belum banyak yang membeli paket wisata Piala Dunia. “Tetapi setelah perhelatan selesai diperkirakan banyak wisatawan yang akan mengunjungi tempat berlangsungnya Piala Dunia tersebut,” ujarnya.

Piala dunia termahal

Ilustrasi Sejumlah Pemain Piala Dunia 2022/Fifa.com

Piala Dunia 2022 disebut-disebut sebagai event termahal di sepanjang sejarah. Tuan rumah Qatar dikabarkan merogoh kocek sekitar US$220 miliar. Angka ini tercatat 15 kali lipat dari penyelenggaraan Piala Dunia 2018 di Rusia.

Besarnya anggaran yang digelontorkan Qatar dalam penyelenggaraan Piala Dunia 2022 disebabkan oleh beberapa faktor. Selain melakukan pembenahan sarana olahraga, Qatar juga membangun sejumlah infrastruktur penunjang, seperti bandara, hotel, dan jaringan transportasi yang mumpuni.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi